Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi Terus Naik

Kompas.com - 08/02/2013, 09:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga daging sapi di pasaran kian melambung. Belakangan, harga karkas daging sapi melejit hingga 20 persen.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Dadang Iskandar memaparkan, harga karkas daging sapi mencapai Rp  71.000-Rp  72.000 per kilogram (kg). Padahal, sebelumnya hanya di kisaran Rp 60.000 per kg.

"Harga di rumah potong hewan (RPH) tidak rasional. Kami perkirakan jelang Lebaran bisa lebih dari Rp 100.000 per kg," kata Dadang, Kamis (7/2/2013).

Apdasi menemukan indikasi banyaknya importir yang membeli sapi lokal betina. Jadi, baik sapi lokal maupun sapi impor dibeli oleh importir. "Sehingga mereka berkesempatan menjadi penentu harga jual," papar Dadang.

Makanya, Apdasi menuntut pemerintah supaya mencabut kebijakan pembelian sapi lokal oleh importir. Sebab, jika kebijakan ini berlanjut, gejolak harga makin tidak terkendali. Imbas jangka panjang, pengadaan sapi lokal dan impor hanya akan dikuasai segelintir pengusaha besar.

Tak hanya itu, Apdasi meminta pemerintah menyediakan pasokan sapi dengan harga terjangkau. Itu sebabnya, asosiasi mengusulkan pemerintah untuk mengimpor sapi trading siap potong, bukan sapi bakalan. Alasannya, harga sapi trading lebih murah ketimbang sapi bakalan. "Sehingga, nantinya, harga jual di konsumen bisa lebih murah," ujar Dadang.

Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengakui, harga daging di beberapa wilayah masih tinggi, khususnya di DKI Jakarta. Katanya, harga daging sapi di Surabaya berkisar Rp 75.000-Rp 80.000 per kg, sedangkan di Jakarta Rp 90.000-Rp 95.000 per kg.

Menurut Syukur, tingginya harga daging di DKI Jakarta dan beberapa wilayah lainnya, akibat mahalnya harga sapi bakalan impor. Saat ini, harga sapi bakalan impor berada di kisaran 3,05 dollar AS per kg. Dengan harga segitu, minimal ketika sampai di kandang feedloter (penggemukan sapi) harganya sudah di kisaran Rp 32.000 per kg.

Alhasil, ketika dijual ke RPH, harganya mencapai Rp 34.000-Rp 35.000 per kg. "Makanya, harga daging di pasaran tidak bisa kurang dari Rp 85.000-Rp 90.000 per kg," tuturnya.

Sapi perah dipotong

Menurut Dadang, sebenarnya, populasi sapi di Indonesia cukup untuk menutupi kebutuhan. Tapi, persoalannya, tidak semua peternak menjual sapi. Biasanya, mereka baru menjual sapi jika membutuhkan uang.

Tak heran, banyak RPH yang membeli sapi perah untuk dipotong. Di sisi lain, peternak sapi perah pun lebih memilih menjual daging ketimbang susu. Maklum, harga jual daging menggiurkan. "Di Jawa Barat, saban hari ada sekitar 300-400 sapi perah yang dipotong di RPH," ungkap Dadang.

Meskipun harga daging sapi melejit, Syukur mengklaim, pemerintah tetap berjanji menjamin pasokan. Selama ini, 70 persen konsumsi daging sapi terbesar berada di DKI Jakarta dan Jawa Barat. "Kami memfasilitasi Gubernur DKI dan Gubernur Jabar untuk membuat kesepakatan dengan gubernur di daerah sentra produksi sapi, guna menjamin pasokan," ujarnya.

Sentra sapi mampu memasok 210.000 sapi untuk DKI Jakarta dan Jawa Barat sepanjang tahun ini. Sentra produksi sapi ada di NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah. (Fitri Nur Arifenie/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com