Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

175 Daerah Belum Siap Memungut PBB

Kompas.com - 09/02/2013, 02:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 175 kabupaten dan kota belum memiliki peraturan daerah tentang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan atau PBB P2. Padahal, awal tahun 2014, pemerintah pusat akan melimpahkan kewenangan pengelolaan PBB P2 ke daerah.

Kewenangan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan selama ini berada di Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak). Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kewenangannya akan dilimpahkan ke pemerintah daerah (pemda) paling lambat 31 Desember 2013. Hal ini merupakan salah satu bentuk desentralisasi keuangan, turunan dari otonomi daerah.

Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian Ditjen Pajak Hartoyo dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (8/2), menyatakan, pemda harus memiliki dasar hukum berupa perda tentang PBB P2 untuk bisa memungut PBB P2. Pemda pun mutlak memerlukan infrastruktur pendukung seperti sistem teknologi informasi dan sarana administrasi. Hal yang tak kalah penting adalah sumber daya manusia.

Dari 492 pemerintah kabupaten dan kota, 1 daerah telah mengelola PBB P2 sejak tahun 2011, yakni Kota Surabaya. Sebanyak 17 daerah lain menyusul sejak tahun 2012, di antaranya adalah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sidoarjo, dan Kota Pontianak. Tahun ini, 105 kabupaten dan kota dijadwalkan sudah mulai memungut PBB P2.

Tahap terakhir adalah 369 kabupaten dan kota yang dijadwalkan menyusul mulai awal tahun 2014. Namun sampai sekarang, 175 daerah di antaranya masih berkutat dalam pembahasan rancangan perda tentang PBB P2 di Dewan Perwakilan Rakyat. Ada kemungkinan sebagian dari daerah itu belum siap memungut pajak mulai awal 2014 karena perda ataupun infrastrukturnya belum siap.

”Per 5 Januari 2014, kita serahkan semua (kewenangan PBB P2) ke pemda. Kayaknya pasti ada yang nggak siap. Moga-moga (yang tak siap) tidak lebih dari 10 persen dari 369 pemda yang dijadwalkan menerima kewenangan pada awal tahun 2014,” kata Hartoyo.

Atas kemungkinan ketidaksiapan itu, Ditjen Pajak, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, dan Kementerian Dalam Negeri, tengah membahas solusinya. Wacana yang ada antara lain dengan menerbitkan peraturan pemerintah yang intinya memperpanjang kewenangan Ditjen Pajak untuk memungut PBB P2 sampai pemda siap. Tujuannya antara lain agar negara tidak kehilangan penerimaan. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com