Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kesepakatan G-20 Hadapi Resesi Global

Kompas.com - 18/02/2013, 09:18 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai ekonomi dunia saat ini masih belum sepenuhnya pulih dari krisis. Sehingga perlu ada kesepakatan di antara negara G-20 untuk menekan resesi global tersebut.

Dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (MGM) G-20 di Moskwa, Rusia, 15-16 Februari lalu, G-20 sepakat untuk menunjuk Indonesia dan Jerman untuk menjadi ketua bersama (co-chairs) study group pembiayaan untuk investasi jangka panjang. Di sisi lain, G-20 sepakat untuk melaksanakan program reformasi struktural untuk mendukung sistem keuangan publik yang berkelanjutan.

"Pelemahan ekonomi global ini ditandai dengan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi global, tingkat penggangguran yang masih tinggi di beberapa negara, ketidakpastian penyelesaian utang Eropa dan arah konsolidasi fiskal di Amerika serta belum pulihnya sistem intermediasi perbankan," kata Agus dalam siaran pers di Jakarta, Senin (18/2/2013).

Menurut Agus, untuk menekan resesi global tersebut, negara-negara maju akan melaksanakan program kebijakan fiskal jangka menengah (medium-term fiscal plan) secara kredibel, memelihara stabilitas harga di pasar domestik, dan meminimalisasi dampak rambat kebijakan negatif (spillover) ke negara lain.

Selain itu, negara-negara yang memiliki ruang fiskal yang lebar diharapkan dapat menggunakan kebijakan ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Sementara untuk mengurangi ketidakseimbangan ekonomi global, negara anggota G-20 sepakat untuk melaksanakan kebijakan nilai tukar fleksibel yang berdasar pasar (market-based exchange rate system). "Selain itu, G-20 menolak kebijakan devaluasi nilai tukar serta volatilitas nilai tukar yang berlebihan di  pasar keuangan (competitive devaluation)," tambahnya.

MGM juga membahas pentingnya ketersediaan pendanaan investasi jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan permintaan domestik negara anggota G-20. MGM juga menyambut baik laporan diagnostik yang disampaikan oleh Bank Dunia yang akan dijadikan sebagai dasar pembahasan isu pembiayaan infrastruktur ke depan.

Beberapa instrumen keuangan seperti LCBM atau Local Currency Bond Market (pasar obligasi dengan nilai rupiah), pasar saham dan investor institutional perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung pembiayaan infrastruktur ke depan. 

Dalam pertemuan ini, Menkeu ditemani oleh Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution untuk mewakili Indonesia di pertemuan G-20 tersebut.

MBM mendiskusikan isu-isu utama penyelesaian krisis global (downside risks in the global economy), peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia (the framework for strong, sustainable and balance growth, financing for investment), stabilisasi keuangan internasional (reform of the International Financial Architecture atau IFA dan financial regulation/financial inclusion), dan pembangunan berkelanjutan (energy and commodity).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Whats New
Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Spend Smart
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Whats New
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Whats New
Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'Outsourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "Outsourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com