Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hasil Survei BI soal Ekonomi 2013 Indonesia

Kompas.com - 20/02/2013, 03:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2012 diproyeksikan tidak terlalu berpengaruh pada ekspansi kegiatan usaha awal 2013. Hasil survei kegiatan dunia usaha yang dirilis Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pada kuartal I tahun ini, diproyeksikan akan terjadi ekspansi kegiatan usaha yang lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya.

"Ekspansi terbesar terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, sektor perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan," jelas survei BI tersebut. Hanya sektor jasa, berdasarkan survei ini yang tak akan mengalami ekspansi pada 2013.

Survei yang sama juga menyebutkan proyeksi bakal terjadinya ekspansi hingga enam bulan ke depan sehingga kondisi bisnis lebih kondusif dibandingkan kuartal keempat 2012. Kondisi ini bakal berdampak pula pada peningkatan penyerapan tenaga kerja pada kuartal pertama 2013.

Survei BI juga menyoroti dampak dari rencana pemberlakuan kenaikan tarif listrik dan upah minimum pekerja. Menurut survei tersebut, kenaikan harga barang dan sekaligus inflasi akan terjadi pada kuartal pertama 2013 sebagai dampak naiknya biaya produksi. Kenaikan harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di sektor pengolahan, pertambangan, dan penggalian.

Meski begitu, realisasi investasi pada semester I 2013 diperkirakan meningkat lebih tinggi dari semester II 2012 dengan sebagian besar di antaranya adalah investasi baru. Sektor industri pengolahan dan keuangan, realestate, serta jasa perusahaan diduga akan menjadi ladang investasi pada tahun ini.

Ekonom BII Juniman menuturkan, hasil survei BI sejalan dengan kondisi saat ini. Menurut dia, pada kuartal pertama 2013, kondisi bisnis mulai menggeliat. Jika pada kuartal IV 2012 korporasi banyak yang mengerem investasi, pada kuartal pertama 2013, korporasi kembali menggenjot investasi.

Dari sisi global, kondisi ekonomi 2013 juga diperkirakan lebih baik ketimbang tahun lalu. Peningkatan permintaan domestik seperti penjualan otomotif dan penjualan semen menjadi indikator bakal membaiknya kondisi ekonomi itu. "Kalau melihat kondisi saat ini, arus modal juga masih masuk yang tecermin dari kenaikan harga saham dan penurunan yield obligasi. Artinya, investasi masih naik," ungkap Juniman, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Meski inflasi diperkirakan lebih tinggi ketimbang tahun lalu, Juniman melihat inflasi 2013 tetap masih akan terkendali di kisaran 5 persen. Begitu juga dengan nilai tukar rupiah yang saat ini melemah mengikuti fundamentalnya, tetapi fluktuasinya masih terjaga. (Herlina KD)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com