Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada 12 Balita Gizi Buruk di Kota Kediri

Kompas.com - 20/02/2013, 19:39 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com -- Hingga pertengahan Februari ini, Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, mencatat masih ada 12 balita yang diidentifikasi mengalami gizi buruk. Kondisi tersebut rata-rata terjadi karena efek dari penyakit lain yang diderita balita.

"Jadi bukan karena malnutrisi murni atau salah asuh, tapi 90 persen terjadi karena dampak dari suatu penyakit," kata Fauzan Adima, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri kepada wartawan, Selasa (20/2/2013).

Sebelumnya, Adima menambahkan, ada 16 kasus yang merupakan akumulasi dari beberapa kasus yang terjadi dari tahun-tahun sebelumnya, dan saat ini tinggal 12 kasus, setelah empat di antaranya dapat disembuhkan.

Sementara untuk tahun ini, menurutnya belum ada penambahan data balita gizi buruk.

Menurut Adima, untuk penanganan kasus gizi buruk karena malnutrisi lebih mudah diatasi dibanding akibat penyakit. Sebab, pada kasus kekurangan gizi murni hanya perlu menambah asupan makanan bergizi.

"Sementara kalau ada penyakit lain, harus diobati dulu penyakitnya. Bersamaan dengan itu penanganan gizinya. Kalau tidak begitu, asupan masuk, pengeluarannya juga banyak," katanya.

Ia mengambil contoh kasus pada Tria Putra Pradama, seorang balita usia 2 tahun asal Kelurahan Semampir di Kecamatan Mojoroto, yang hanya mempunyai berat badan 6,9 kilogram. Padahal untuk seusianya, berat idealnya adalah 12 kilogram.

Putra ketiga pasangan Kusnadi dan Nanik Sugiarti tersebut diduga mengalami masalah hormonal yang membuat tulangnya tidak dapat tumbuh sempurna. Saat ini tengah mendapat penanganan medis untuk mengetahui jenis penyakitnya.

"Jadi harus diatasi dulu penyakitnya," tandas Adima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com