Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berat di Bawah Normal, 5 Bayi Alami Gizi Buruk

Kompas.com - 22/02/2013, 11:39 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di usianya yang menginjak dua tahun, Muhamad Roby (1,8) hanya memiliki bobot berat badan 8 kilogram. Salah satu penyebab Roby menderita kekurangan gizi dan komplikasi flek paru-paru, karena rumahnya yang berukuran 3x4 meter itu berada di bantaran Kali Kapuk Sawah.

Untuk menuju lokasi rumahnya di RT 22 RW 16 Kapuk Sawah, Cengkareng, Jakarta Barat, orangtua Roby harus melewati genangan air setinggi 15 cm. Padahal, tidak dalam kondisi hujan. Genangan air tersebut berasal dari luapan sungai yang tepat berada di belakang rumah bayi tersebut.

Dalam kondisi lingkungan seperti itu, siang itu Roby tidur di lantai beralas tikar bersama ibunya. Tidak ada kasur atau alas yang lebih tebal untuk memberikan tempat istirahat yang nyaman pada batita tersebut. Tubuhnya terlihat lemah karena diare yang sedang dia derita. Flek pada paru-paru dan cairan di dalam kepalanya juga menjadi penyebab Roby terlihat kurus dibanding teman-teman sebayanya. Dia mengalami kekurangan gizi karena sering menderita penyakit diare beberapa bulan terakhir.

"Kemarin sudah ke dokter, tapi katanya semuanya bagus. Jadi enggak dirawat, cuma dikasih obat saja," kata Ratnami, ibu Roby di Kapuk Sawah.

Tak hanya Roby, tetangga di sebelahnya, Yoga Saputra (7 bulan) pasangan dari Asrurin dan Prihatin juga memiliki nasib yang sama dengan Roby. Usianya yang sudah menginjak 7 bulan hanya memiliki berat badan 5 kg. Selain karena gizi yang buruk, Yoga juga memiliki penyakit komplikasi paru-paru pada tubuhnya.

Budiman Widjaja, Kepala Pelayanan RSUD Cengkareng mengatakan, faktor lingkungan dan pendidikan orangtua menjadi penyebab anak kekurangan gizi. Orangtua tidak memikirkan kebersihan dari dot yang menjadi alat menyusui bayi. Dalam satu hari, dot yang digunakan untuk menyusu hanya dibersihkan sekadarnya. Plastik yang menjadi alat untuk menyedot susu juga kadang sudah berlumut karena tidak pernah dibersihkan.

"Saya pernah tanya kepada orangtua bayi, kenapa tempat susunya tidak dicuci. Mereka bilang untuk mencuci dot tidak ada air bersih. Kalau mau air bersih harus beli dan mereka tidak punya uang," kata Budiman.

Berbagai macam faktor menjadi penyebab bayi kekurangan gizi. Rumah kedua bayi yang tepat berada di bantaran kali dengan sirkulasi udara yang tidak baik membuat mereka memiliki flek pada paru-parunya. Selain itu, ekonomi yang kurang juga membuat bayi tidak menerima asupan gizi yang cukup.

Selain Yoga dan Roby, terdapat tiga bayi lainnya yang mengalami sakit yang hampir sama. Mereka memiliki bobot tubuh yang tidak sesuai dengan usianya karena asupan gizi yang kurang mereka terima. Ketiga bayi tersebut bernama Fatur Rohman (1,2) anak dari Patoni dan Siti Komariyah, Alysha Noer Shafa (4 bulan), dan Doni Priyanto (8 bulan).

Bayi Fathur Rohman yang berusia 1,2 tahun memiliki berat badan 5 kg. Padahal, dengan usia seperti itu, Fathur harusnya memiliki berat badan 10-11 kg. Perhitungan berat badan bayi sehat adalah pada usia 1 tahun, berat bayi harus tiga kali lipat dari berat saat dia lahir. Jika bobotnya kurang 50 persen dari seharusnya, maka bayi tersebut dinyatakan menderita gizi buruk.

Sedangkan bayi perempuan putri pertama dari Ali Rohatun dan Juleha, Alysha Noer Shafa memiliki berat badan 3,2 kg pada usia 4 bulan. Padahal saat pertama lahir, dia memiliki bobot 3,1 kg. Alysha kekurangan gizi karena memiliki kelainan penyempitan usus. Dia selalu mengeluarkan makanan yang telah dimakan karena ususnya tidak berfungsi dengan baik.

"Beratnya memang tidak normal. Bahkan kemarin sempat turun sampai 2,6 kilogram. Kalau beratnya sudah turun banget seperti itu, kami langsung bawa ke rumah sakit," kata Juleha.

Pertumbuhan tinggi Alysha terlihat normal. Hanya saja bobot tubuhnya tidak bertambah sehingga dia tidak bisa memberikan perkembangan seperti bisa tengkurap atau tidur dalam posisi miring laiknya bayi pada usia empat bulan.

Untuk memberikan pengobatan kepada anaknya, Juleha sudah pindah tiga rumah sakit, yaitu RS di Bojonegoro, Semarang, dan saat ini dirawat di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.

Bayi terakhir, Doni Priyanto, memiliki bobot 3,1 kg pada usia 8 bulan. Bobot berat seperti itu seperti anak pada usia 1 bulan. Ketika baru lahir, Doni memiliki berat badan 2,6 kg.

"Dari baru lahir sampai sekarang di usia delapan bulan, berat Doni hanya naik 0,5 kilogram. Sampai sekarang juga belum bisa apa-apa. Tengkurap juga belum bisa karena nangis kalau dipaksain. Jadi ya kami berdoa saja supaya dia bisa cepat sembuh," kata Yuni, ibu Doni di RSUD Cengkareng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com