Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2013, 16:08 WIB

Kompas.com - Persoalan kemiskinan dengan kasus gizi buruk pada bayi di bawah usia lima tahun ibarat dua sisi mata uang. Kedua persoalan ini sulit dipisahkan satu dengan yang lain.

Hal itu yang dialami Adelia (3 bulan), cucu dari seorang pemain sepak bola legendaris tahun 1970-an.

”Gerakannya lamban. Pandangan matanya kosong. Perutnya buncit dengan berat tubuh hanya 3,06 kilogram,” tutur Endang Nugrahaningtyas yang merawat Adelia, Kamis (21/2).

Adelia bersama kedua kakaknya, yaitu Danti (10) dan Amel (5), dirawat oleh neneknya, istri pesepak bola legendaris itu. Ayah dan ibunya tidak bisa merawat mereka karena menghadapi persoalan ekonomi berat.

”Si sulung, Danti, pernah sekolah tetapi drop out, sedangkan Amel belum pernah menyentuh bangku sekolah,” ungkap Endang yang tinggal bertetangga.

Melihat kondisi Adelia yang terbaring lemah, Endang pun tergerak untuk segera membawanya ke rumah sakit di Bekasi. Namun, dikarenakan Adelia lahir di luar pernikahan negara, pihak rumah sakit menolak merawatnya dengan alasan status Adelia tidak jelas.

Endang lalu membawa Adelia ke salah satu rumah sakit swasta di sana dan akhirnya bisa dirawat. Kini, berat badan Adelia mulai naik menjadi 3,2 kg.

Empat lainnya

Adelia ternyata tidak sendiri. Setidaknya ada empat anak balita lain bernasib sama yang dirawat di dua kamar, di lantai lima, Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, Jakarta Barat.

Di kamar 52 E, ada Yoga Saputra (7 bulan), warga Cengkareng, dan Doni (8 bulan), warga Kalideres. Adapun di kamar 52 O ada Alysa Noer Shalfah (4 bulan), warga Rawa Buaya, dan Fatur Rohman (1 tahun), warga Kalideres.

Prihatin (48), ibu Yoga, yang ditemui di RSUD, mengatakan, anaknya yang kedua ini menderita gizi buruk karena setiap kali makan selalu muntah.

Ia juga mengakui kerap memberi makan Yoga seadanya sebab suaminya, Muhammad Samsuri (52), tidak bisa lagi berjualan karena sedang dirawat akibat terkena stroke.

”Suami saya stroke dan dirawat sejak tujuh bulan lalu,” ucap Prihatin.

Saat lahir, berat tubuh Yoga hanya 2,2 kg. Setelah lahir, Yoga mengalami buang-buang air, susah makan, dan batuk. Prihatin lalu membawa Yoga ke Puskesmas Kapuk. Dari sana, Yoga dirujuk ke RSUD Cengkareng.

Sementara itu, Yuni (30), orangtua Doni, mengaku baru mengetahui anaknya bergizi buruk setelah anaknya dirujuk puskesmas untuk dirawat di RSUD Cengkareng. ”Awalnya badannya panas,” ucap Yuni.

Ketika dilahirkan, berat badan Doni hanya 2,5 kg. ”Anak saya tujuh. Yang lima meninggal sejak bayi,” ungkap Yuni yang bersuamikan pekerja bangunan tersebut.

Pasca-KJS bertambah

Menurut Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Cengkareng Budiman Widjaja, setelah program Kartu Jakarta Sehat (KJS) diluncurkan Gubernur Joko Widodo, jumlah anak balita bergizi buruk yang dirawat di rumah sakit semakin bertambah.

Setiap bulan, rata-rata ada empat anak balita bergizi buruk yang dirawat di RSUD Cengkareng. Padahal, sebelum era KJS, setiap bulan hanya satu anak balita.

”Di pertengahan bulan ini saja kami merawat empat anak balita bergizi buruk,” ujarnya.

Menurut Budiman, empat anak balita yang dirawat itu bukan hanya bergizi buruk, melainkan juga terkena radang paru-paru dan gangguan pencernaan. ”Penyakit ini membuat si anak balita tak bisa mengasup cukup makanan. Akibatnya, berat badan mereka terus menyusut dan tidak sesuai perkembangan usia si anak,” ujarnya.

Kini, Yoga, Doni, Alysa, dan Fatur sudah mendapat perawatan gratis di RSUD Cengkareng.

Sementara itu Adelia yang dirawat di rumah sakit swasta belum mendapatkan pengobatan gratis. ”Saya mengetuk hati para dermawan untuk meringankan beban nenek Adelia,” kata Endang. (WINDORO ADI)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com