BASEL, KOMPAS.com -- Keikutsertaan delegasi Indonesia pada pameran dagang Mustermesse Basel (MUBA) 2013, Basel, Swiss, memantapkan predikat forum bisnis tahunan tersebut sebagai ajang promosi bergengsi di dunia. Sejak enam tahun terakhir, ajang tersebut secara khusus mengundang negara tamu, baru pada tahun 2013 ini, areal seluas 2.000 meter persegi yang disiapkan untuk negara tamu terisi penuh dengan stan.
"Pada penyelengaraan MUBA 2012 lalu, ketika India diundang sebagai negara tamu, areal yang disiapkan tidak penuh stan dan tidak sesemarak tahun ini," ujar Direktur Penyelenggara MUBA Christian Eichenberger, Jumat (22/2/2013) menjelang pembukaan pameran tersebut.
Tak kalah menariknya, delegasi Indonesia yang dikordinasi Kementerian Perdagangan serta Kedutaan Besar RI di Bern, Swiss, memeriahkan rangkaian acara pameran dengan pementasan seni tari dan lagu dari berbagai daerah. Tarian dari Sumatera Barat yang bernuansa rebana dan olah tubuh pada acara pembukaan pameran, Jumat siang, memesona Federal Council Swiss, Alain Berset, beserta ratusan penjabat dan pengusaha yang hadir.
Sebelum menyampaikan pidato sambutannya, Alain Berset, sampat berseloroh, "Mohon maaf para hadirin, penampilan saya tak mungkin membuat Anda terpukau seperti saat menyaksikan pementasan tari dari Indonesia tadi."
Sebelumnya, Alain Berset mengunjungi paviliun Indonesia di lantai II MUBA Hall, sembari menyaksikan tarian asal Jawa Timur. Didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI Gusmardi Bustami dan Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo, Alain dan rombongan pejabat teras pemerintah Swiss menerima cendera mata berupa hasil kerajinan perak, antara lain berupa relief perahu pinisi dan Raja Airlangga.
Sebagai salah satu pameran internasional produk konsumen terbesar dan tertua di Swiss, MUBA yang dibuka untuk masyarakat umum ini setiap tahun memamerkan aneka produk inovatif dan trendi pada lahan seluas 75.000 meter persegi. Mirip Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang sudah mentradisi dengan ikon "Ibu Kota Jakarta", MUBA pun sudah menjadi ajang tahunan. Ajang promosi ini malah sudah berumur hampir seratus tahun, karena dihelat sejak tahun 1917.
Tiga tahun tertakhir, areal itu makin mentereng di tengah Kota Basel setelah dibangun dan dipoles berlantai empat. Menyedot pengunjung hingga rata-rata hingga 300.000 setiap kali digelar, MUBA menjadi ajang promosi yang diperhitungkan di Kawasan Eropa. Apalagi, posisi Swiss sendiri amat strategis karena bertetangga langsung dengan negara-negara yang menjadi kiblat dunia usaha di Eropa, yakni Jerman dan Perancis.
Delegasi Indonesia sendiri, di samping memamerkan aneka produk unggulan dari Provinsi Jawa Timur, juga mengikiutsertakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pejabat dari kementerian ini, Tommy Rizaldi dengan giat mempromosikan komodo dan tempat wisata lainnya di Tanah Air kepada setiap tamu yang menyambangi stannnya. Tak ketinggalan, Badan Koordinasi Penanaman Modal menyediakan stan guna menjelaskan prosedur dan peluang berinvestasi di Indonesia.
Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo berharap, tahun depan pada ajang serupa yang digelar di Swiss maupun di negara Eropa lainnya, provinsi lainnya juga terpanggil untuk berpartisipasi. "Jawa Barat sebagai salah satu provinsi yang menjadi basis industri juga terpanggil. Kesadaran mempromosiikan potensi daerah di kancah global tentu sangat tergantung pada visi pemimpin di daerah bersangkutan," tutur Djoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.