”Penelitian LIPI diprioritaskan untuk program inkubasi. Namun, hasil riset lembaga lain bisa juga asalkan mendukung inovasi, terutama bagi usaha kecil dan menengah,” kata Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto, Rabu (27/2), di Jakarta.
Menurut Bambang, 12 hasil riset target produk inkubasi itu ditetapkan hingga Desember 2012. Hasil riset, di antaranya, padi gogo yang lebih tahan cekaman kekeringan.
Suplemen pakan unggas Immuno Chick juga menjadi target produk inkubasi. Hasil riset LIPI lainnya adalah Xanthan Gum, Fruit Pulp, antena penguat sinyal modem, antena BTS, pakan ikan hias, tagatosa bahan baku makanan kesehatan, kit konverter kendaraan bermotor dengan bahan bakar gas, kit deteksi dini kanker serviks, bibit dan tepung ubi kayu kaya betakaroten, serta angkak penurun hipertensi.
Sementara keempat hasil riset untuk prototipe meliputi teknologi transportasi udang galah dan pakan larva udang galah hasil dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI serta Flavour Strip dan pakan pelet biomassa dari Swakelola hasil penelitian Pusat Penelitian Fisika LIPI.
Peneliti utama LIPI, Endang Sukara, mengatakan, penerapan hasil riset masih diperjuangkan supaya berpihak kepada periset atau penemu. Selama Endang menjabat Wakil Kepala LIPI tahun lalu, sudah disampaikan usulan royalti atau pembagian hasil berupa hak kekayaan intelektual suatu temuan, baik kepada institusi maupun periset.
”Sampai sekarang masih samar. Periset tak pernah menerima royalti atau hasil dari penerapan hasil-hasil riset atau temuannya,” kata Endang.
Perolehan royalti bagi periset merupakan insentif penting untuk merangsang inovasi teknologi. Namun, Kementerian Keuangan belum menyetujui mekanisme royalti bagi periset itu.
”Semestinya ada perlakuan yang spesial bagi periset yang juga pegawai negeri sipil ini,” ungkapnya.