Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar BRICS Masih Tetap Potensial

Kompas.com - 08/03/2013, 19:32 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pasar di negara-negara Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) masih tetap potensial sampai  kini. Maka dari itulah, perusahaan elektronik asal China, Media, tetap membidik pasar tersebut dalam pengembangan usahanya.  Wakil Presiden Grup Midea Andy Gu mengatakan hal itu di Bandung, kemarin, saat menghadiri pertemuan diler Midea seluruh Indonesia.

Jika ditambah dengan jumlah penduduk Indonesia yang kini 237 juta jiwa, total jumlah penduduk di BRICS mencapai angka 3  miliar jiwa. Angka fantastis ini masih ditambah dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di BRICS pada posisi di atas lima persen.

Midea, imbuh Andy yang didampingi oleh Presiden Direktur Midea Planet Indonesia Jino Sugianto dalam kesempatan itu  terbilang sukses merebut pasar di BRICS. Ditambah dengan ekspornya ke Amerika Serikat, Midea internasional mencatatkan  nilai ekspor hingga 6 miliar dollar AS sampai dengan akhir 2012. Ini menempatkan Midea menjadi terbesar ketiga dunia dalam volume ekspor.

Perusahaan yang berdiri pada 1968 dan memulai debut bisnis produksi peralatan rumah tangga elektronik pada 1980 dengan  produk kipas angin listrik ini sampai kini juga menempatkan pabrik-pabriknya di negara-negara BRICS. Di China, ada 17 pabrik. Kemudian, Midea juga memunyai pabrik di Brasil, Belarus (anggota Persemakmuran Rusia), India, Mesir, dan Argentina. Lalu, di kawasan Asia Tenggara, Vietnam adalah basis produksi Midea pula.

Dalam dunia industri elektronik, Midea adalah original equipment manufacturer (OEM). Perusahaan jenis ini memproduksi  peralatan-peralatan elektronik untuk kemudian dirakit menjadi produk elektronik dengan nama berbeda. Jadilah, dengan ciri seperti itu, Midea memasok peralatan-peralatan untuk dirakit perusahaan elektronik lainnya menjadi produk pendingin udara (AC), lemari es, mesin cuci, dan sebagainya.

Perkembangan menunjukkan kalau Midea ikut bersaing juga dengan produsen-produsen lainnya pada produk peralatan rumah tangga  elektronik dengan nama sendiri. Alhasil, menurut penuturan Andy Gu dan Jino Sugianto, Midea hingga kini fokus pada produk AC, mesin cuci, dan kulkas.

Kebutuhan

Jino lebih lanjut menuturkan kebutuhan masyarakat dunia untuk peralatan rumah tangga elektronik makin hari makin menanjak.  Dalam pengamatannya, kebutuhan AC terbilang paling menonjol."Mungkin ini bukti dari pemanasan global,"katanya.

Dalam catatan Jino, lebih lanjut, Midea masih mengandalkan penjualan AC untuk tempat tinggal (residensial) dalam merebut  pasar dunia. Sampai dengan akhir 2012, konsumen dunia sudah membeli sekitar 30 juta unit AC residensial. Angka ini setara dengan 31 persen dari total konsumsi AC residensial global.

Berangkat dari keberhasilan ini, imbuh Jino, Midea Indonesia yang hadir sejak 2010 mematok strategi demi mendulang kesuksesan pula. Menurut penuturan Jino, permintaan peralatan elektronik di Tanah Air rata-rata tumbuh hingga 15 persen.

Kemudian, dalam jangka dua tahun lebih, tambah Jino, pihaknya mengalami penjualan hingga 583 persen pada akhir 2011. Pada  akhir 2012, penjualan Midea terdongkrak hingga 161 persen.  

Pada akhir 2012, lanjut Jino, pihaknya bisa meraup penjualan di kisaran Rp 200 miliar. Lalu, sampai dengan tutup tahun  2013, Midea mematok target lipat dua untuk penjualan. "Kami berharap pada 2015 bisa mencapai Rp 1,5 triliun,"ujar Jino sembari berharap kalau target pada 2015 itu tercapai, pihaknya mencatatkan diri di posisi lima terbesar di Indonesia.

Sementara itu, kontribusi AC residensial sebesar 49 persen masih mendominasi penjualan Midea di Indonesia. Menyusul di  belakangnya adalah mesin cuci (31 persen), dan kulkas (6 persen).

Selanjutnya, dengan perluasan penetrasi produk peralatan rumah tangga elektronik berbagai varian, penjualan kulkas khusus  penyimpan makanan beku (chest freezer) menempati posisi keempat di angka 6,8 persen. Paling bontot, penjualan kulkas peraga (show case) menyumbang 6 persen.

Sementara, melihat perkembangan selama ini, ada kemungkinan Midea dapat membangun pabrik di Indonesia. Realisasi itu bakal  menempatkan Indonesia sebagai basis kedua di Asia Tenggara setelah Vietnam. Terakhir Negeri Paman Ho itu membangun pabrik kedua pada 2010 setelah pabrik pertama pada 2007.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com