Surabaya, Kompas -
”Untuk sementara, izin pertandingan dicabut sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Itu semua tergantung dari hasil evaluasi di lapangan,” kata Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Tri Maryanto di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Untuk itu, lanjut Tri, laga Persebaya versus Persibo Bojonegoro, 26 Maret, dipastikan tidak akan diberi izin untuk dihelat di Surabaya. Hal ini untuk mencegah terjadinya aksi kerusuhan berulang.
Tri menilai aksi rusuh yang melibatkan ratusan
Untuk itu, Polrestabes Surabaya menangkap 18 orang yang dianggap berkaitan dengan aksi brutal tersebut.
Aksi kericuhan
Aksi pelemparan ini tidak berujung bentrok. Namun, saat di Gresik, Erik Setiawan (17), suporter beratribut
Saat pertandingan usai, ratusan
Ketua Yayasan Suporter Persebaya Imron mengakui, kerusuhan ini dipicu aksi pemukulan
Terkait penangkapan 18
Sementara itu, pihak Aremania dan manajemen Arema Indonesia juga menyayangkan terjadinya insiden yang menyebabkan tewasnya suporter di Gresik. ”Kami sudah berusaha tertib pada aturan yang dibuat polisi. Namun, justru kami diserang pihak lain,” ucap Iin Bendu dari Humas Aremania.
Petugas media Arema, Sudarmaji, berharap seluruh pemangku kepentingan di Jawa Timur, termasuk Gubernur Jatim, harus turun tangan mengatasi persoalan tersebut. ”Bukan hanya persoalan insiden ini, melainkan bagaimana mencegah kejadian ini supaya tidak berulang,” ucap Sudarmaji.
Sementara itu, korban meninggal, Erik Setiawan, warga Kepuhklagen, Kabupaten Gresik, dimakamkan kemarin. Temannya, Andri Subagio (17), masih dirawat di RSUD Ibnu Sina, Gresik, sedangkan Priyanto (22), warga Desa Banter, Kecamatan Benjeng, dan Erik Pranoto (17), warga Kepuhklagen, dipulangkan dari RSUD Ibnu Sina.
Akibat kerusuhan yang memacetkan jalan tol Gresik-Surabaya tersebut, Jasa Marga mengklaim kerugian bagi pengelola jalan tol sebesar Rp 55 juta. Kerugian itu muncul karena banyak rambu lalu lintas yang dirusak, termasuk pagar pembatas jalan tol. (aci/dia/ilo/bah/eta)