Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Komisi XI Sulit Putuskan Gubernur BI

Kompas.com - 26/03/2013, 19:48 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI mengaku kesulitan untuk memutuskan Agus Martowardojo menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI) sebab masih ada beberapa catatan yang menghambat Agus bisa mulus jadi BI 1.

Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz mengatakan pihaknya menginginkan penundaan pemberian keputusan soal Agus Marto menjadi Gubernur BI ini. Pihaknya masih menginginkan beberapa informasi tambahan.

"Ada potensi Agus jadi tersangka kasus Hambalang. Tapi ini kan gambling, masih spekulasi dan itu berbahaya buat BI ke depan," kata Harry saat ditemui di Komisi XI DPR Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Kekhawatiran Harry ini memang masuk akal. Sebab, BI saat ini memasuki masa transisi yaitu saat pengalihan pengawasan perbankan dari BI ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam masa transisi ini BI tentu harus lebih intensif berkoordinasi dengan OJK. Tapi, jika Agus di tengah-tengah masa jabatannya, tiba-tiba menjadi tersangka kasus Hambalang, hal tersebut akan menjadi citra buruk baik di BI maupun Komisi XI sendiri yang telah memilihnya.

"Kekhawatiran kami semakin besar sebab di beberapa kasus, saat semakin sering seseorang dimintai menjadi saksi, maka semakin dekat menjadi tersangka. Makanya kita minta keterangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tapi ternyata KPK tidak berani memberikan informasi," tambah politisi Partai Golkar ini.

Sedangkan anggota Komisi XI dari Fraksi PDI-P Maruarar Sirait menambahkan pihaknya masih mendengar pandangan dari fraksi lain. Sikap PDIP mengalir saja dan akan berubah sesuai kondisi di rapat internal.

"Kita menghormati pandangan setiap fraksi. Sebab setiap fraksi ini punya posisi masing-masing. Kita ingin mendengar pandangan berbagai fraksi, bukan hanya kepentingan politik dari fraksi tertentu," kata Ara.

Sikap PDI-P pun senada dengan Partai Golkar. Pihaknya menginginkan hasil keputusan soal BI 1 ini bisa diumumkan pekan depan. Sebab, pihaknya menganggap masih membutuhkan waktu untuk konsolidasi. Namun sayang, Ara masih enggan menjelaskan alasan penundaan pengambilan keputusan terkait BI 1 tersebut secara lebih spesifik.

Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrat Vera Febyanti tetap berkomitmen agar pengambilan keputusan BI 1 tetap bisa dilakukan hari ini. Hal tersebut mengacu pada hasil keputusan rapat fit and proper test kemarin yang harus diputuskan pada hari ini juga.

"Kami minta partai koalisi berkomitmen untuk mendukung Agus Marto jadi BI 1," kata Vera.

Namun ternyata dalam rapat internal selama lima jam ini belum menghasilkan keputusan apapun, kecuali hanya memperdebatkan mekanisme pengambilan keputusan. Dalam rapat internal tadi juga hanya berkutat soal mekanisme pengambilan keputusan seperti melalui aklamasi dengan catatan dan voting dengan catatan.

"Kalau aklamasi dengan catatan, itu wajar. Tapi kalau voting dengan pemberian catatan, itu yang aneh. Harapannya bisa mengerucut ke aklamasi," tambahnya.

Padahal, catatan yang akan diberikan DPR ini hanya normatif saja. Pada intinya, Komisi XI tersebut menyetujui, namun hanya memberikan catatan untuk memperkuat hasil pengambilan keputusan.

Rapat internal ini berlangsung sejak pukul 13.00 WIB dan diskors pada pukul 17.00 WIB. Skors yang seharusnya dijadwalkan cuma setengah jam, ternyata molor hingga hampir dua jam. Sampai saat ini (pukul 19.00 WIB), rapat pun belum dimulai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com