Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AUD, Mata Uang Pilihan Investor Tahun Ini?

Kompas.com - 02/04/2013, 11:29 WIB
Anastasia Joice

Penulis

oleh : Apressyanti Senthaury

KOMPAS.com - Perkembangan ekonomi dunia nampaknya tidak selamanya menjadi milik kalangan tertentu. Banyak pihak kini telah menyoroti bagaimana situasi sebenarnya yang terjadi di belahan bumi lainnya.

Bukan tanpa tujuan apa-apa, tapi demi mengetahui dan memahami pengaruhnya terhadap kondisi masa depan, khususnya pada negara sendiri. Apalagi perdagangan internasional kian maju dan mengakibatkan hubungan antara satu negara dengan negara lainnya laksana tiada batasnya.

Sebagai salah satu negara pengekspor terkemuka, Australia memiliki posisi penting dalam kancah perdagangan internasional. Selain itu, Australis (asal kata Australia dari bahasa Latin) memiliki karakteristik yang menarik untuk dinikmati siapa pun berkat lokasi negaranya yang berada di belahan selatan dunia.

Khususnya, manakala dikaitkan dengan faktor pariwisata dan sejarah kenegaraannya. Misalnya saja, wilayah negara yang beribukota di Canberra itu pernah dijadikan lokasi pembuangan para pelaku kriminal, yakni pada saat diduduki Inggris (akhir abad-18).

Wilayah Australia yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania dan beberapa pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik pun ditengarai bakal mampu membuatnya terus menjadi salah satu tujuan para wisatawan dari segala penjuru dunia.

Tak hanya daya tarik alam yang memikat para pengunjung dari berbagai negara. Keunikan ragam flora dan fauna Australia pun menjadi pemikat lainnya. Mengingat, jenisnya sangat berbeda dengan tempat-tempat lain di dunia. Bahkan, kebanyakan hewan dan tanaman asli negara yang bertetangga dengan Indonesia, Timor Leste dan Papua Nugini di sebelah utara, Kepulauan Solomon, Vanuatu dan Kaledonia Baru di sebelah timur laut, dan Selandia Baru di sebelah tenggara hanya bisa dijumpai di sana. Sebut saja Kanguru dan Koala.

Keunikan alam Australia pun memicu model perekonomian yang unik buat negara berpenduduk asli suku Aborigin itu. Terbukti dari menurut biro statistik Australia (5/3/2012), defisit neraca berjalan Canberra yang menyempit menjadi 14,68 miliar dollar Australia dalam kuartal empat 2012 dari kuartal tiga.

Volume ekspor berpeluang meningkat setelah sempat menurun tiga bulan lalu. Kenaikan nilai ekspor diestimasi memiliki kontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang kuat kuartal ini. Optimisme negara pimpinan PM Julia Gillard pun kian kokoh di tengah berbagai persoalan yang masih membelit negara-negara besar dunia.

Dollar Australia

Menyimak perjalanan berbagai mata uang asing di dunia, maka belumlah lengkap jika tidak memperhatikan valuta negara yang satu ini. Dollar Australia, atau biasa disebut Aussie Dollar merupakan salah satu mata uang asing pilihan di kalangan investor. Apalagi sejak beberapa mata uang tandingannya dirundung permasalahan yang mendera negaranya.

Lihat saja dollar AS yang dibayangi persoalan ekonomi negaranya, Amerika Serikat. Begitu pula halnya Euro yang dibebani problem krisis utang negara-negara anggotanya.

Di satu sisi, kondisi ini memicu ketertarikan investor pada dollar Australia hingga disinyalir turut mendongkrak perekonomian Persemakmuran Australia (nama resmi Australia). Terlebih dollar Australia merupakan salah satu mata uang yang paling diperdagangkan di pasar valas dunia.

Meski, prosentase penggunaannya hanya mencapai 4-5 persen dari transaksi, tetapi ternyata dollar Australia pantas bersanding bersama lima valuta ternama lainnya. Kelima mata uang itu adalah dollar AS (USD), yen Jepang (JPY), Euro (EUR), poundsterling (GBP), dan dollar Kanada (CAD).

Walau, di sisi lain, imbas negatif tekanan yang mendera euro berikut prolematika kawasannya pun ikut membebani fluktuasi pergerakan mata uang dollar Australia (simbol AUD). Namanya juga sesama mata uang berisiko. Ditambah lagi dengan keterkaitan ekonomi internasional yang saling terhubung satu sama lain hingga semakin mengeratkan pengaruh antara satu negara dengan negara lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com