Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Menkeu Akan Jadi Sinyal

Kompas.com - 06/04/2013, 03:25 WIB

Jakarta, Kompas - Sosok menteri keuangan yang akan menggantikan Agus DW Martowardojo akan ditangkap pasar sebagai sinyal. Oleh sebab itu, integritas, kompetensi, dan independensi menjadi semakin penting, apalagi di tengah tantangan ekonomi dan menjelang Pemilihan Umum 2014.

”Sosok menkeu (menteri keuangan) menjadi sinyal paling penting bagi pasar. Kalau salah pilih jadi masalah,” kata ekonom Faisal Basri, di Jakarta, Jumat (5/4).

Sosok ideal menkeu, menurut Faisal, adalah yang membuat kebijakan fiskal secara hati-hati (prudent), disiplin dalam mengelola anggaran, dan konsisten. Hal tak kalah penting adalah perlunya komitmen menteri keuangan untuk memperbaiki kualitas penyerapan anggaran. Caranya adalah dengan menugasi satu dari dua wakil menkeu fokus dan lebih proaktif memperbaiki kualitas penyerapan anggaran.

Penyerapan anggaran masih menjadi persoalan klasik selama ini. Kualitasnya memburuk karena selalu menumpuk pada akhir tahun. Sementara porsi anggaran yang tak terserap semakin besar. ”Semuanya itu tidak akan ada artinya kalau orang itu tak punya integritas dan kepribadian yang kuat. Berani mengatakan tidak (untuk sesuatu yang salah) tanpa basa-basi terhadap politik. Sejauh ini yang seperti itu adalah Darmin Nasution (Gubernur Bank Indonesia) dan Agus,” kata Faisal.

Harapan masyarakat, Faisal melanjutkan, Kementerian Keuangan steril dari kepentingan politik. Ini amat penting karena sebagian besar kementerian lain tak bisa diandalkan, mengingat menteri-menterinya berasal dari partai politik. ”Kalau terjadi politisasi yang makin kental di Kementerian Keuangan, waduh, kita pantas kecewa berat. Oh, Pak SBY ini mau main-main,” kata Faisal.

Tanggapan Demokrat

Secara terpisah, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Syarifuddin Hasan mengharapkan menkeu baru adalah orang yang sudah memiliki pengalaman di bidang pengelolaan fiskal, mengendalikan ekonomi, dan menjaga inflasi. ”Kita butuh orang berpengalaman. Soal nama (menkeu), itu di tangan Presiden,” tutur Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) itu.

Syarifuddin mengatakan, pertumbuhan ekonomi 6,3 persen yang dicapai pada 2012 harus terus dijaga. ”Hal yang penting sekarang adalah menjaga kebijakan fiskal. Kalau kebijakan fiskal sehat, pasti respons pelaku usaha akan positif,” ujar Syarifuddin. Hal lain yang terus diharapkan adalah kebijakan yang dapat mendorong penyerapan tenaga kerja dan menurunkan tingkat kemiskinan.

”Saya berharap, dibutuhkan orang yang mengerti baik makroekonomi maupun mikroekonomi. Ini berat juga, tetapi saya yakin Presiden sudah mengetahui,” kata Syarifuddin.

Ia juga berharap menkeu baru bersama Bank Indonesia (BI) membuat kebijakan untuk menjamin akses pembiayaan bagi koperasi dan pelaku UKM. ”Kebijakan BI agar UKM mendapatkan porsi 20 persen dari kredit komersial merupakan aksi yang bagus. Kami menghargainya sehingga KUR (kredit usaha rakyat) dan dana bergulir dari pemerintah makin meningkat,” ujarnya.

Sebagai gambaran, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sejak diluncurkan pada 2007 hingga 28 Februari 2013, realisasi penyaluran KUR secara nasional sebanyak Rp 103,33 triliun yang tersalur kepada 8.033.783 debitor. (LAS/CAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com