Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apindo Dukung Presiden Naikkan BBM Bersubsidi

Kompas.com - 08/04/2013, 13:25 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menginginkan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM bersubsidi) di tahun ini. Hal itu dilakukan agar tidak membebani neraca anggaran pemerintah.

"Ide untuk menaikkan BBM bersubsidi itu, saya pribadi tidak suka. Ini akan menaikkan biaya produksi perusahaan. Namun saya mendukung agar Presiden segera menaikkan harga BBM bersubsidi," kata Sofjan saat memberikan sambutan Musyawaran Nasional Apindo ke-9 di Hotel JS Luwansa Jakarta, Senin (8/4/2013).

Sofjan menganggap bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi momentum yang bagus dari luar negeri. Kepercayaan luar negeri saat ini sedang bagus, khususnya terkait investasi di dalam negeri. Namun Sofyan mengatakan bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi ini sebenarnya merupakan berita yang buruk bagi pengusaha. Sebab, biaya produksi perusahaan akan melonjak.

"Sebenarnya, kita akan rugi. Tapi daripada neraca keuangan negara menjadi rusak, mau tidak mau kita harus berkorban," tambahnya.

Sofjan menjelaskan selama ini anggaran subsidi energi khususnya untuk BBM bersubsidi sudah lebih besar dan hal tersebut dianggap mengganggu neraca keuangan negara. Apalagi hal tersebut menyebabkan defisit neraca perdagangan semakin melonjak dan penerimaan pajak negara malah berkurang. Di sisi lain, kebijakan yang salah terkait BBM bersubsidi ini juga berimbas pada nilai tukar rupiah yang terus merosot, bahkan sudah mendekati level Rp 10.000 per dollar AS.

"Saya dukung pak Presiden menaikkan harga BBM bersubsidi. Saya harus terima kenyataan bila harga BBM bersubsidi ternyata dinaikkan," tambahnya.

Jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM bersubsidi, maka hal tersebut tentu akan menaikkan tingkat inflasi di dalam negeri. Namun Sofyan percaya bahwa menaikkan harga BBM bersubsidi ini tidak akan menaikkan level inflasi lebih tinggi. "Inflasi tidak akan lebih dari satu persen," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Whats New
    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Work Smart
    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

    Earn Smart
    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Whats New
    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Whats New
    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Whats New
    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Spend Smart
    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Whats New
    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com