Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Tidak Ada Lagi Aksi Anarkistis

Kompas.com - 09/04/2013, 08:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar tidak ada lagi tindakan tak terpuji seperti unjuk rasa anarkistis, penyegelan, ataupun pemaksaan. Tripartit harus bertemu untuk mencari solusi bagi permasalahan dunia usaha dan ketenagakerjaan.

”Jangan ada penyapuan atau penyegelan. Itu tidak dibenarkan,” kata Presiden pada pembukaan Musyawarah Nasional Apindo IX dan Seminar Nasional bertajuk Dunia Usaha Maju, Indonesia Kuat di Jakarta, Senin (8/4/2013).

Presiden juga meminta agar isu sensitif kenaikan UMP dikelola dengan baik. Pemerintah konsisten dengan kebijakan bahwa upah buruh yang terlalu rendah tidak adil.

Di sisi lain, kenaikan upah juga harus dalam batas kemampuan perusahaan, supaya perusahaan tidak bangkrut dan berujung pemutusan hubungan kerja yang merugikan buruh.

”(Bagi perusahaan) Yang tidak mampu, UMKM, perusahaan padat kerja, carikan solusi. Para menteri bantu perusahaan yang tidak mampu memberi upah seperti diharapkan,” ujar Presiden.

Presiden juga meminta agar melalui peningkatan upah tersebut para pekerja harus memiliki produktivitas tinggi, berdisiplin, dan tidak melakukan langkah yang bersifat kontraproduktif dan mengganggu kerja perusahaan.

”Kalau tiga hal itu dijaga baik, pasti ada solusi. Saya minta Pak Sofjan (Wanandi), sebelum 1 Mei bertemulah kembali. Para menteri lakukan fasilitasi tripartit. Agar bisa bergerak kembali, pedomani tiga hal itu. Baik untuk buruh, baik untuk perusahaan, dan baik untuk negara,” kata Presiden.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) melakukan verifikasi serikat pekerja.

Langkah ini dibutuhkan agar Apindo memiliki kepastian saat hendak bekerja sama dalam hubungan kemitraan dengan serikat pekerja.

”(Verifikasi) Itu yang kami perlukan ke depan. Minggu lalu kami minta ke Kemenakertrans, karena seperti diketahui, kami sudah lima bulan ini memboikot tripartit. Kami masuk lagi Pak (Presiden), kalau Bapak kasih jaminan,” kata Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi.

Apindo mengharapkan verifikasi serikat pekerja tersebut segera dilakukan sehingga keputusan terbaik bagi bangsa dapat diselesaikan melalui tripartit.

Apindo ingin ada aturan permainan yang baik sehingga keputusan-termasuk soal upah pekerja-dapat dihasilkan melalui dialog dan bukan demo.

Penuturan Sofjan, di era reformasi ada 92 serikat pekerja di tingkat nasional dan 5.000 serikat pekerja di tingkat regional.

”Kami tidak tahu harus bekerja sama dengan serikat pekerja yang mana karena mereka semua mengaku atas nama buruh,” kata Sofjan.

Sofjan mengatakan, serikat pekerja di Indonesia terbagi tiga kelompok yang betul-betul bekerja kepada mereka (Apindo), terdiri dari 36 federasi dan 3 konfederasi. (CAS/HAM/ATO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    Whats New
    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Whats New
    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Whats New
    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Whats New
    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Spend Smart
    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Earn Smart
    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Whats New
    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Whats New
    Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

    Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

    Whats New
    Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

    Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

    Whats New
    Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

    Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

    Whats New
    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

    Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com