Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Telkom di Myanmar, Dahlan: Ini Bukan Kalah

Kompas.com - 12/04/2013, 14:07 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan angkat bicara soal PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang gagal menjadi operator di Myanmar. Kegagalan Telkom terkait rencana bisnis perseroan untuk masuk ke bisnis lisensi selular.

"Ini bukan kalah sebenarnya, tapi tidak lolos kualifikasi. Sebenarnya lolos prakualifikasi tapi tidak lolos ke tahap berikutnya," kata Dahlan saat ditemui selepas rapat BBM di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Jumat (12/4/2013).

Dahlan mengatakan, Telkom saat ini belum memiliki pengalaman menjadi operator di luar negeri secara penuh, minimal dua tahun. Selain itu, di luar negeri Telkom juga belum memiliki jumlah pelanggan minimal sejuta pelanggan. Meski Telkom melalui anak usahanya, Telin telah menjadi operator di Timor Leste. "Kita kan baru beberapa bulan punya pengalaman di Timor Leste, itu pun pelanggannya belum 1 juta," tambahnya.

Kendati demikian, Telkom tetap akan melakukan ekspansinya di Myanmar. Soal bisnis, Telkom bisa mencari ceruk bisnis yang lain dan masih sesuai dengan segmen bisnisnya. Dahlan juga tidak akan melakukan evaluasi khusus terhadap Telkom terkait kegagalannya ekspansi di Myanmar. Dahlan akan menyerahkan mekanisme bisnis ke jajaran direksi dan manajemen Telkom.

"Tidak, ini wajar saja karena BUMN kalau melakukan tender internasional juga melakukan hal yang sama. Saya juga sudah memaklumi dengan pihak manajemen Telkom (terkait kegagalannya ini)," tambahnya.

Seperti diberitakan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) gagal menjadi salah satu operator di Myanmar. Padahal Telkom baru masuk tahap prakualifikasi tender lisensi selular tersebut.

Operation Vice President Public Relations Telkom Arif Prabowo mengatakan Myanmar telah mengumumkan hasil pra kualifikasi tender lisensi seluler tersebut. Telkom tidak termasuk di dalam shortlisted bidder.

"Pada tender lisensi selular, Telkom sebenarnya telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh komite tender. Namun adanya perbedaan persepsi atas salah satu persyaratan, maka membatasi partisipasi Telkom," kata Arif dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (12/4/2013).

Arif mengatakan meski tidak berhasil masuk dalam shortlisted bidder tender lisensi selular di Myanmar, peluang Telkom untuk masuk bisnis information, communication and telecomunication (ICT) sangat besar. Khususnya bisnis dengan risiko lebih rendah, return yang lebih cepat dan value yang lebih tinggi, seperti bisnis digital media dan solusi ICT yang dibutuhkan pengusaha usaha kecil menengah (UKM) dan korporasi.

Kesiapan Telkom menggarap layanan ICT di Myanmar merupakan bagian dari rencana ekspansi internasional yang sudah dicanangkan. Hingga saat ini, Telkom telah berhasil melakukan ekspansi ke Hongkong, Timor Leste, Singapura, Australia dan Malaysia. "Telkom memprogramkan ekspansi bisnis ke 10 negara, lima di antaranya sudah diwujudkan, sementara lima negara lainnya sedang diupayakan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com