Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Buruh Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 18/04/2013, 22:47 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jutaan buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) akan menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya premium dan solar yang semula Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.000 per liter atau RP 7.000 per liter dalam waktu dekat ini.

Alasannya, masih banyak pertanyaan segudang yang muncul terkait rencana kenaikan harga BBM tersebut.

Menurut Presidium MPBI dan Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) M Said Iqbal, Kamis (18/4/2013) sore ini, MPBI yang berangotakan lebih dari 4 juta orang buruh dari sejumlah elemen seperti, KSPI, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), dan lainnya pasti akan turun ke jalan dan melakukan aksi mogok kerja.

Tak hanya saat Hari Buruh pada tanggal 1 Mei atau yang disebut Mayday, tetapi juga pada tanggal 16 Agustus saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan.

"Pertanyaannya adalah, pemerintah tidak pernah menyebutkan apakah akan ada jaminan ongkos angkot dan ojek tidak akan naik jika harga BBM naik? Apakah akan ada jaminan harga barang juga tidak akan naik? Apakah ada jaminan harga sewa rumah buruh juga tidak naik? Apakah pengalihan subsidi BBM akan dipakai untuk menjalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat termasuk jumlah penerima bantuan iuran bagi 150 juta orang? Apakah akan ada jaminan sekolah gratis sampai SMA?" tanya Said.

Menurut dia, hingga kini, semua pertanyaan itu tidak pernah jelas. "Oleh karena itu, gerakan buruh akan selalu berjuang agar tidak boleh ada pengurangan subsidi negara yang bisa berdampak pada kesejahteraan rakyat dan buruh jika arah kebijakannya memang tidak jelas," lanjut Said.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com