Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanksi Selesai, Citi Bidik Kartu Kredit Naik 15 Persen

Kompas.com - 29/04/2013, 12:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Setelah dua tahun terpasung menjalani sanksi dari Bank Indonesia (BI), Citibank Indonesia akan kembali meramaikan pasar kartu kredit mulai 6 Mei nanti. Bank asal Amerika Serikat (AS) ini langsung memasang target pertumbuhan kartu kredit sebesar 10 persen-15 persen.

Cards & Loans Head, Citibank Indonesia, Suparman Kusuma menjelaskan, Citibank akan fokus mempertajam dan mempertahankan pangsa pasar di segmen emerging affluent dan affluent atau kelas menengah dan menengah-atas. Caranya, menyediakan produk dan program kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

"Untuk mencapainya, kami akan mengandalkan produk-produk baru yang memberikan manfaat berkesinambungan melalui rewards, air miles, maupun cash back," ujar Suparman, Minggu  (28/4/2013). Citi juga akan melakukan sejumlah kerjasama dengan beberapa mitra ternama di masing-masing bidangnya. Jumlah kartu kredit Citibank yang beredar saat ini 1,5 juta kartu.

Selain itu, Citibank akan melakukan penyesuaian dengan aturan kepemilikan kartu kredit dan bunga. Dalam aturan kepemilikan kartu kredit, masyarakat yang memiliki penghasilan Rp 3,5 juta hingga di bawah Rp 10 juta hanya boleh memiliki kartu dari dua bank penerbit. Bila lebih dari itu, BI meminta masyarakat memilih dua kartu yang akan dipakai dan menutup sisa kartu yang lain. BI juga mematok bunga kartu kredit maksimal sebesar 2,95 persen per bulan atau 35,4 persen per tahun.

BCA tak khawatir

Bisnis kartu kredit Citibank sempat terhambat lantaran hukuman BI. Sejak Mei 2011, Citibank tidak bisa melakukan penambahan kartu kredit selama dua tahun. Hukuman itu terkait kasus meninggalnya nasabah kartu kredit Citibank, Irzen Octa. Kala itu, Irzen mempertanyakan penyebab pembengkakan tagihan kartu kreditnya dari Rp 40 juta menjadi Rp 100 juta.

Selain menghukum Citibank, kasus itu mendorong BI memperbaiki bisnis kartu kredit lewat aturan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu.

Nah, persaingan bisnis kartu kredit akan kembali sengit pasca berakhirnya hukuman atas Citibank. Maklum, Citi merupakan salah satu pemain utama bisnis kartu kredit dengan transaksi terbesar.

Kepala Divisi Kartu Kredit Bank Central Asia (BCA), Santoso, tidak khawatir dengan kondisi tersebut. Aturan BI yang cukup ketat akan membuat bank kesulitan mengakuisisi kartu baru. "Citibank Indonesia memang spesialis kartu kredit, tapi cabangnya terbatas. Aturan BI membuat penurunan akuisisi kartu yang bisa mencapai 50 persen," katanya.

Pada kuartal I-2013, BCA telah menerbitkan 2,4 juta kartu dengan nilai transaksi Rp 6,4 triliun. (Nina Dwiantika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com