Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak PLTU, Massa Bawa Papan Nisan di Kemenkeu

Kompas.com - 30/04/2013, 14:45 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 150 orang warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Kementerian Perekonomian. Mereka membawa papan nisan untuk menolak pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di daerahnya. Masing-masing orang membawa papan nisan yang bertuliskan "batubara mematikan" dan mengenakan bendera berwarna kuning yang bertuliskan "tolak PLTU, pilih lingkungan".

Ada juga yang mengenakan jubah warna hitam dan topeng serta membawa sebuah pisau, layaknya malaikat pencabut nyawa layaknya di film. Aksi ini didominasi oleh pria, akan tetapi ada juga ibu-ibu yang membawa anaknya yang masih kecil. Sebagian dari mereka mencat mukanya bergambarkan tengkorak. Hal ini mereka lakukan untuk menolak pembangunan PLTU di Kabupaten Batang, yang menurut mereka dapat menghilangkan lahan pencaharian warga untuk mencari nafkah, dan dapat merusak lingkungan yang berada di sana.

"Saya tidak menuntut apa-apa, pak. Kami hanya ingin pembangunan ini dihentikan, karena kami rakyat kecil, rakyat tidak berdaya, nanti kami mau makan apa pak," ujar orator di depan Gedung Kementerian Perekonomian, Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2013).

Rencananya pemerintah akan membangun PLTU batubara yang diklaim sebagai PLTU batubara terbesar di Asia Tenggara, yang akan dibangun di lima Desa di Kabupaten Batang. Yaitu Desa Karanggeneng, Roban, Ujungnegoro, Wonokerso dan Ponowerang.

Proyek raksasa itu akan menggunakan lahan seluas 370 hektar, yang mencakup lahan pertanian produktif, perkebunan melati dan di kawasan konservasi laut di daerah Ujungnegoro dan Roban, yang merupakan kawasan kaya akan terumbu karang dan wilayah bagi masyarakat sekitar untuk menangkap ikan. Selain dapat menghilangkan pendapatan para warga sekitar, proyek pembangunan PLTU ini diyakini dapat merusak kekayaan alam yang berada di daerah ini, seperti tanah dan tercemarnya laut.

"Bukan hanya itu, untuk apa selama ini pemerintah mengkampanyekan selamatkan lingkungan kita," ujar koordinator aksi, Ridwan Bakar kepada Kompas.com.

Saat ini beberapa perwakilan dari pendemo sudah diterima oleh pihak Kemenko Perekonomian. Sementara itu puluhan petugas kepolisian berjaga untuk mengamankan jalannya aksi yang sudah dimulai sejak pukul 08.00 tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com