Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Pengendalian BBM

Kompas.com - 04/05/2013, 03:07 WIB

Jakarta, Kompas - PT Pertamina melihat tingkat konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia bertumbuh cepat sehingga perlu dikendalikan. Jika pengendalian konsumsi ini tidak dilakukan sejak sekarang, suatu ketika negeri ini akan mengalami krisis energi.

Hal itu dikemukakan Direktur Perdagangan dan Pemasaran PT Pertamina (Persero) Hanung Budya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/5) malam. Hanung mengungkapkan ini saat memperkenalkan sistem monitoring dan pengendalian BBM, yang dikatakan sangat bermanfaat bagi negara ini.

Hanung menegaskan, pertumbuhan konsumsi BBM terutama Premium sekitar 10 persen per tahun. ”Intinya pertumbuhan konsumsi BBM itu adalah 1,25 dari pertumbuhan ekonomi. Jadi kalau pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, pertumbuhan energi sekitar 8,5 persen,” ujarnya.

Dia mengatakan, konsumsi Premium saat ini sekitar 30 juta kiloliter (kl). Dalam delapan tahun ke depan, tahun 2020, akan menjadi 60 juta kl. Ini berarti memerlukan impor 9,5-10 juta barrel minyak mentah per bulan. ”Sekitar 70 persennya dari impor. Sangat sulit untuk bisa mendapat minyak mentah di pasar bebas,” ujarnya. Ini belum lagi konsumsi solar yang juga meningkat pesat.

Karena itu, ujar Hanung, dari sekarang pengendalian konsumsi BBM perlu dilakukan, dan Pertamina sudah mempersiapkan sistem pengendalian untuk dipasang pada 92.000 nosel yang ada pada 5.027 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). ”Sistem ini untuk mengendalikan konsumsi BBM sehingga tidak ada konsumsi yang berlebihan,” ujarnya.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Jumat (3/5), menegaskan, Pertamina telah menunjuk PT Inti menjalankan seluruh implementasi teknologi informasi identifikasi dengan gelombang radio. Teknologi itu untuk program sistem pemantauan dan pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi.

Ali menyatakan, target utama program itu adalah sekitar 100 juta kendaraan dan 5.027 SPBU Pertamina di 33 provinsi di Indonesia. Sebanyak 100 juta kendaraan itu terdiri dari 11 juta mobil penumpang, 80 juta sepeda motor, 3 juta bus, dan 6 juta truk.

Nantinya, setiap kendaraan bermotor itu akan dipasang tanda pengenal (tag) teknologi informasi identifikasi dengan gelombang radio (RFID) sebagai alat pemantau pembelian BBM bersubsidi dan nonsubsidi. Selain itu, di setiap SPBU Pertamina akan dipasang perangkat pembaca dan pencatat transaksi pembelian BBM oleh konsumen.(PPG/EVY/EGI/RWN/BAY/DEN/ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com