Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Tak Menguat dalam Setahun ke Depan

Kompas.com - 07/05/2013, 14:45 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Sejumlah bank investasi global memutuskan untuk mengurangi porsi emas dalam portofolio investasi mereka karena belum ada sinyal yang bisa mendongkrak harga emas dalam waktu dekat ini.

Salah satu perusahaan investasi yang mengurangi porsi emasnya adalah Coutts & Co, private banking division dari Royal Bank of Scotland Plc. Perusahaan ini sudah mengurangi portofolio emas mereka secara bertahap sejak harga komoditas ini jatuh di bawah level 1.600 dollar AS per troy ounce.

Manajemen Coutts beralasan, harga emas tidak akan naik dalam waktu dekat, kecuali terjadi krisis di Timur Tengah, pelemahan dollar AS, atau tingginya tingkat inflasi.

Berdasarkan data yang dirilis Gary Dugan, Chief Investment Officer Coutts & Co untuk Asia dan Timur Tengah, saat ini pihaknya hanya memegang 1-2 persen investasi emas dalam portofolio mereka. Sebagai perbandingan, pada akhir kuartal ketiga 2012, kepemilikan emas mereka mencapai 6-7 persen dari total portofolio.

"Lonjakan harga emas sulit terwujud, kecuali terjadi krisis global atau lonjakan inflasi yang menggila. Dalam 12 bulan ke depan, saya belum melihat kemungkinan kenaikan inflasi atau risiko guncangan geopolitik yang dapat mengerek harga minyak. Meski demikian, ada potensi krisis yang datang dari Timur Tengah," papar Dugan.

Sekadar informasi, harga emas sudah menurun sebesar 13 persen pada tahun ini setelah menorehkan reli selama 12 tahun berturut-turut. Penurunan harga emas tetap terjadi meskipun bank sentral global, termasuk The Federal Reserve, terus mencetak uang untuk memperkuat perekonomian mereka.

"Jika semua orang tetap melakukan quantitative easing, maka setiap mata uang mendapatkan tekanan yang sama. Makanya, tidak ada pemenang ataupun pihak yang kalah. Sebelumnya, banyak yang berpendapat apa yang AS lakukan melalui QE akan menekan dollar AS. Itu sebabnya mereka ingin memiliki emas," paparnya. (Barratut Taqiyyah/ Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com