Manado, Kompas
”Untuk ke Miangas dan pulau-pulau, harus memakai kapal perintis,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Utara Star Wowor, Selasa (7/5). Jarak Miangas dari Melonguane, ibu kota kabupaten, sekitar delapan jam perjalanan dengan kapal motor.
Wowor menampik penundaan UN, salah satunya di Pulau Miangas, mencerminkan kegagalan pelaksanaan UN di Sulawesi Utara. ”Ujian nasional tertunda di Miangas tak berarti pelaksanaan UN gagal,” katanya.
Ketua Aliansi Guru Indonesia Sulawesi Utara (AGIS) Arnold Poli mengatakan, keterlambatan distribusi naskah UN karena pelaksana tak punya tenaga khusus untuk distribusi di kepulauan.
Menurut Poli, naskah UN yang tiba di Manado dari Jakarta langsung distribusikan ke ibu kota kabupaten secara serentak. Setelah itu, tanggung jawab distribusi ke pelosok terabaikan.
”Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi juga bersikap pasif. Hanya menerima laporan dari kabupaten. Ini harus diperbaiki,” katanya. Ia menilai kinerja pelaksana UN di bawah standar.
Hingga kemarin, belum ada laporan penundaan UN SD di daerah lain. Di Jawa, UN dilaporkan lancar, kecuali di daerah dilanda gempa, seperti di Majalengka, Jawa Barat, dan lereng Gunung Dieng, Jawa Tengah.
Di sejumlah wilayah, seperti di Tegal, sejumlah peserta UN kejar Paket A setara SD/MI mengikuti ujian sambil membawa anak- anak mereka. Hal itu dilakukan karena tak ada pengasuh anak.