Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Lebaran Diserbu

Kompas.com - 10/05/2013, 03:58 WIB

Jakarta, Kompas - Penjualan tiket kereta untuk perjalanan tujuh hari menjelang Lebaran dimulai sejak 3 Mei. Sejumlah tiket kereta reguler sudah ludes terjual. PT Kereta Api Indonesia memungkinkan penambahan panjang rangkaian pada perjalanan Lebaran ini.

Tiket yang habis terjual antara lain tiket untuk keberangkatan dari Jakarta tujuan Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya, untuk Sabtu, 3 Agustus, atau lima hari sebelum Lebaran. Namun, tiket untuk keberangkatan di hari lainnya masih ada beberapa.

Pada 3 Mei, tiket kereta dijual untuk keberangkatan 90 hari ke depan, yakni 1 Agustus atau tujuh hari sebelum Lebaran. Sampai kemarin, tiket untuk keberangkatan 7 Agustus atau sehari sebelum Lebaran sudah dapat dibeli.

Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Mateta Rijalulhaq, di Jakarta, Kamis (9/5), mengatakan, tiket yang dijual saat ini adalah tiket untuk rangkaian biasa. ”Satu rangkaian terdiri atas 6-8 kereta. Bisa saja ada penambahan panjang rangkaian jadi 9-10 kereta. Namun, penambahan panjang kereta ini akan mulai dilakukan sekitar sebulan sebelum keberangkatan,” ujarnya.

Menurut Kepala Humas PT KAI Daop I Sukendar Mulya, PT KAI menjual sekitar 20.000 tiket per hari, untuk penumpang yang berangkat dari sejumlah stasiun di Jakarta, Krawang, dan Cikampek, menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sampai Kamis kemarin, 140.000 tiket terjual.

Ia menambahkan, jumlah tiket yang dijual sesuai dengan jumlah kursi yang disiapkan.

Pembelian tiket kereta dapat dilakukan dengan sejumlah cara, antara lain, lewat situs http://kereta-api.co.id, telepon (021) 121, dan di sejumlah minimarket.

Anto (37), pembeli tiket yang antre di loket Stasiun Kota, mengatakan, dirinya tidak tahu jika tiket kereta dijual juga di minimarket dan via online. Dia antre tiket untuk jurusan Jakarta- Surabaya sejak pukul 09.00. ”Saya baru dapat tiket pukul 12.00.”

Tanpa subsidi

Kepala Angkutan Penumpang PT KAI Handy Purnama mengatakan, pada masa Lebaran ini sudah tidak ada lagi kereta ekonomi bersubsidi.

”Kami menjalankan kereta eksekutif, bisnis, dan ekonomi AC,” kata Handy.

Langkah ini dilakukan karena sejumlah sebab, antara lain, belum adanya penugasan dari pemerintah untuk menjalankan kereta bersubsidi pada tahun ini. Penugasan kereta ekonomi dilakukan dengan penandatanganan kontrak public service obligation (PSO). Oleh karena itu, PT KAI memilih untuk menghapuskan kereta ekonomi jarak menengah dan jauh sejak pertengahan tahun ini.

Mengenai kereta tambahan, Handy mengatakan bahwa pihaknya masih mengevaluasi keterisian penumpang. (WIN/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com