Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Sumitomo Mitsui Akuisisi BTPN

Kompas.com - 10/05/2013, 16:25 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sumitomo Mitsui Financial Group Inc akhirnya setuju membeli saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) senilai Rp 9,21 triliun. Ada sejumlah alasan bank asal Jepang ini membeli BTPN.

Director Deputy Head Emerging Markets Business Division Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) Chow Ying Hoong mengatakan, BTPN merupakan bank yang terkelola dengan baik, unik dan memiliki bisnis model yang sudah terarah.

"Ada enam alasan kami mengakuisisi BTPN yang khususnya dalam hal kinerja, jaringan dan harga," kata Ying Hoong saat konferensi pers di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Jumat (10/5/2013).

Yang pertama, rekam jejak (track record) BTPN dalam mengelola kredit dan dana pihak ketiga (DPK) telah meningkat secara signifikan. Dalam lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan (compound annual growth rate/CAGR) untuk kredit sebesar 37,7 persen dan pertumbuhan DPK sebesar 38,6 persen.

"Hal itulah yang menyebabkan BTPN memiliki aset nomor 10 terbesar di Indonesia," kata Ying Hoong.

Kedua, tingkat keuntungan BTPN konsistem dengan rata-rata pengembalian ekuitas (return on ekuitas/RoE) sebesar 31 persen selama lima tahun terakhir.

Ketiga, kualitas penyaluran kredit BTPN selalu terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang masih sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI).

"Keempat, BTPN konsisten dalam bisnis menyalurkan kredit maupun penerimaan DPK dari para pensiunan," tambahnya.

Kelima, BTPN memiliki bisnis mikro dengan persetujuan pemberian kredit yang sangat cepat. Bisnis mikro inilah yang juga menjadi salah satu pengerek laba terbesar ke BTPN.

Keenam, BTPN konsisten memberikan kredit investasi yang menjanjikan bagi para usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan membantu masyarakat miskin bisa menjangkau perbankan. Karena fokus bisnis BTPN sudah jelas, maka Sumitomo Mitsui Financial Group Inc akan meningkatkan fokus bisnis serta lebih mengembangkan bisnis BTPN sebelumnya.

Sumitomo Mitsui akan meningkatkan jaringan untuk memperbesar jumlah DPK, meningkatkan jumlah produk untuk UMKM, menyesuaikan dengan bisnis UMKM regional serta menggali dana masyarakat secara lebih efisien.

Seperti diberitakan, bank terbesar kedua di Jepang ini menyatakan niatnya membeli 24,26 persen (1,42 miliar saham) saham BTPN. Sumitomo Mitsui telah membeli 16,87 persen dari TPG Nusantara S.a.r.l. di harga Rp 6.500 per saham dan mereka pun berencana untuk terus menaikkan sahamnya menjadi 40 persen.

"Harga Rp 6.500 per lembar saham itu juga berlaku untuk membeli 16,87 persen saham BTPN," tambahnya.

Saat ini, Sumitomo sedang menunggu persetujuan dari otoritas bank di Indonesia dan menyatakan niatnya untuk menjadi significant minority owner. Hingga sore ini, saham BTPN stagnan di level Rp 5.800 per lembar saham, naik 100 poin (1,75 persen) dibanding perdagangan kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com