Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G-7 Lunak terhadap Jepang

Kompas.com - 13/05/2013, 03:40 WIB

AYLESBURY, Minggu - Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara maju yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G-7) bersikap lunak terhadap kebijakan moneter Jepang belakangan ini.

Menurut mereka, stimulus yang dilakukan Jepang bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sudah stagnan selama dua dekade terakhir. Kebijakan itu bukan untuk melemahkan kurs yen agar ekspor Jepang lebih kompetitif lagi.

Dalam kesimpulan setelah dua hari bertemu akhir pekan lalu di Aylesbury, Inggris, Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengatakan, ada kesepakatan formal di antara para anggota bahwa setiap negara perlu menjaga pertumbuhan ekonominya.

Jepang, yang merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia, menjadi pusat perhatian belakangan ini. Pemerintahan baru Perdana Menteri Shinzo Abe telah berjanji melakukan terobosan untuk menggerakkan lagi perekonomian Jepang.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, Bank of Japan merencanakan menggandakan jumlah uang beredar di Jepang. Salah satu dampak kebijakan tersebut adalah penurunan kurs yen yang dramatis.

Kamis pekan lalu, kurs dollar AS naik menjadi di atas 100 yen untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Kurs yen terhadap dollar AS telah melemah 20 persen sejak Oktober tahun lalu.

Penurunan ini membuat harga barang ekspor Jepang lebih murah. Tetangga Jepang, Korea Selatan (Korsel), pekan lalu secara mengejutkan menurunkan tingkat suku bunga perbankannya.

Penurunan ini merupakan upaya untuk menaikkan kinerja ekspor Korsel yang menurun belakangan ini.

Penurunan kurs yen juga dapat menimbulkan inflasi. Bagi negara yang sudah mengalami penurunan harga-harga selama 15 tahun, inflasi sangat penting.

Lemahnya kurs yen juga memicu kekhawatiran akan terjadi perang mata uang. Negara menggunakan nilai tukar sebagai senjata ekonominya. Jika negara lain menjawab penurunan kurs yen dengan menurunkan nilai mata uangnya, perekonomian dunia akan terganggu. Fluktuasi tajam kurs mata uang akan mengganggu kepercayaan bisnis dan investasi.

Selama ini, argumentasi yang disampaikan para pejabat Jepang adalah mengenai stimulus moneter, bukan penurunan kurs yen. Tampaknya alasan ini dapat diterima negara-negara G-7.

Seorang pejabat Departemen Keuangan AS yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, memang ada diskusi bagus tentang apa yang terjadi di Jepang. Para pejabat keuangan Jepang juga memberikan perincian bagaimana kebijakan baru tersebut membantu meningkatkan permintaan domestik.

Pejabat itu mengatakan, Jepang harus terus memenuhi komitmen sebelumnya. Menteri Keuangan AS Jacob Lew sebelumnya juga mengatakan, dia selalu memantau perkembangan yang terjadi di Jepang.

Namun, para analis memperkirakan akan sulit bagi G-7 menyatakan keberatan terhadap kebijakan Jepang. Negara-negara lain, seperti AS dan Inggris, telah lebih dulu menurunkan kurs mata uang masing-masing selama bertahun-tahun melalui program stimulusnya.

Kesepahaman

Dalam pertemuan tersebut dibahas pula tentang krisis berkepanjangan di Eropa. AS mendesak negara-negara di Eropa melupakan pemangkasan anggaran karena khawatir pemangkasan anggaran justru akan menghalangi pertumbuhan. Namun, menurut Osborne, pertemuan di Aylesbury itu justru menyatukan beberapa perbedaan.

”Pertemuan ini mengonfirmasikan ada beberapa kesepahaman di antara kami mengenai kebijakan fiskal, lebih dari yang diperkirakan orang selama ini,” ujar Osborne.

Dia mengatakan, G-7 telah mendiskusikan betapa pentingnya kredibilitas dan konsolidasi fiskal dalam jangka menengah demi keuangan publik dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Sementara itu, Menteri Keuangan Perancis Pierre Moscovici menambahi apa yang telah disampaikan Osborne. ”Konsensus telah tercapai, kami secara seimbang mendukung pertumbuhan ekonomi dan konsolidasi fiskal. Masih ada keinginan untuk mengurangi defisit, tetapi jelas ada perubahan pendapat di antara negara anggota G-7,” kata Moscovici.

Tidak seperti biasanya, pada pertemuan G-7 ini tidak dikeluarkan komunike bersama sebagai kesimpulan pertemuan.(AP/Reuters/AFP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com