Neraca Pembayaran Kemungkinan Defisit

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia mengumumkan kinerja neraca pembayaran yang kemungkinan defisit pada triwulan pertama tahun 2013. Melemahnya kinerja neraca pembayaran ini membuat rupiah berpotensi terus melemah.

Pada triwulan pertama 2013 ini neraca transaksi berjalan masih mencatat defisit tetapi turun dari 3,5 persen dari PDB pada triwulan keempat 2012 menjadi 2,5 persen pada triwulan pertama 2013. Neraca modal dan finansial juga mengalami tekanan karena turunnya arus modal masuk.

Padahal, seperti diungkapkan ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengutip Bloomberg, arus modal portofolio mencatat neto beli sebesar 2,5 miliar dollar AS. Ditambah data BKPM, maka tercatat realisasi investasi asing yang naik 27 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Kemungkinan defisit bersumber pembayaran utang luar negeri yang cukup besar. Defisit neraca pembayaran ini juga terjadi pada triwulan pertama 2012 sebesar 1 miliar dollar AS dan triwulan kedua 2012 sebesar 2,8 miliar dollar AS.

Namun pada triwulan ketiga 2012 tercatat surplus sebesar 0,8 miliar dollar AS dan triwulan empat 2012 terjadi surplus 3,1 miliar dollar AS. Dari angka-angka itu maka secara tahunan surplus 165 juta dollar AS. "Melemahnya kinerja neraca pembayaran ini membuat rupiah berpotensi terus melemah," kata Lana di Jakarta, Rabu (15/5/2013).