Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thein Temui Obama di Gedung Putih

Kompas.com - 21/05/2013, 02:38 WIB

WASHINGTON, SENIN - Presiden Myanmar Thein Sein, Senin (20/5), dipastikan menjadi pemimpin pertama negeri itu yang akan berkunjung ke Gedung Putih, setidaknya dalam hampir setengah abad terakhir.

Lawatan itu sekaligus juga menyimbolkan semakin membaiknya hubungan di antara kedua negara. Amerika Serikat (AS) semakin menunjukkan dukungannya terhadap proses reformasi di Myanmar.

Thein Sein, orang kuat di masa rezim militer itu, dijadwalkan bertemu Presiden AS Barrack Obama, Senin (20/5). Thein sekaligus juga akan mencoba menarik sebanyak mungkin kalangan pebisnis AS agar mau berinvestasi di Myanmar.

Kritik tajam

Meski demikian, penerimaan Obama terhadap Thein kali ini mengundang sejumlah kritik tajam dari banyak kalangan. Pengkritik menilai pemerintahan Obama terlalu dini menunjukkan penerimaannya, sementara Myanmar sendiri dinilai masih banyak memiliki masalah.

Beberapa persoalan yang menonjol antara lain terkait isu penegakan hak asasi manusia, seperti terkait konflik sektarian dan diskriminasi terhadap warga minoritas, seperti Rohingya.

Walau demikian, di sisi lain, pemerintahan Presiden Thein juga dinilai menunjukkan sejumlah kemajuan, terutama terkait janjinya untuk berkomitmen pada upaya reformasi.

Salah satu langkah yang dipuji adalah pembebasan para tahanan politik negeri itu, termasuk pada awalnya tokoh oposisi prodemokrasi, Aung San Suu Kyi, beserta para pengikutnya.

Selain itu, pemerintahan baru Myanmar diyakini juga melakukan langkah terobosan dengan mengizinkan rakyat Myanmar, terutama para buruh, berorganisasi, bahkan menggelar aksi unjuk rasa.

Tidak cuma itu, pemerintahan Thein juga telah memperlunak kebijakan sensor mereka terhadap pemberitaan media massa.

Berbicara di kantor stasiun radio Voice of America, Minggu (19/5), Thein mengaku akan menjelaskan kepada Obama tentang proses reformasi di negerinya yang berjalan lancar.

Selain itu, Thein juga mengaku akan meminta Obama mencabut seluruh kebijakan sanksi ekonomi, yang diterapkan AS ke Myanmar. ”Untuk mereformasi politik, kami juga membutuhkan pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Lebih lanjut, saat ditanya soal keberadaan ”jatah” kursi militer di parlemen negeri itu, Thein bergeming dan menyebut militer punya andil dalam memerdekakan negerinya.

”Anda tak dapat menyangkal keberadaan mereka dalam politik. Mereka (militer) adalah kekuatan pertahanan,” ujar Thein.

Myanmar diketahui juga akan menggelar pemilihan umum pada tahun 2015, yang diyakini bakal menjadi titik kritis perkembangan reformasi di negeri itu. (AP/AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com