Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Beri Pinjaman

Kompas.com - 27/05/2013, 03:39 WIB

YANGON, MINGGU - Untuk pertama kali dalam hampir tiga dekade terakhir, Pemerintah Jepang kembali memberi pinjaman utang ke Myanmar. Hal ini menjadi bentuk komitmen Jepang untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara yang mulai mereformasi diri itu.

Perjanjian pinjaman senilai 504 miliar dollar AS (sekitar Rp 4,9 kuadriliun) ditandatangani di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, oleh Duta Besar Jepang untuk Myanmar Mikio Numata serta Menteri Keuangan dan Pendapatan Myanmar Lin Aung, Minggu (26/5).

”Pemerintah Jepang menganggap penting untuk terus mendukung Myanmar dan kemajuan yang dihasilkan dalam reformasi,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang.

Penandatanganan perjanjian utang berbunga rendah itu dilakukan dalam kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Myanmar yang dimulai Jumat lalu. Dalam kunjungan itu, Abe bertemu dengan Presiden Myanmar Thein Sein. Abe juga menemui pemimpin partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Aung San Suu Kyi, di Yangon, Sabtu.

Kunjungan Abe itu adalah yang pertama kali dilakukan pemimpin pemerintahan Jepang dalam 36 tahun terakhir. Walau tak sampai menjatuhkan sanksi seperti dilakukan sejumlah negara maju lain, hubungan Jepang dan Myanmar semasa pemerintahan junta militer Myanmar tidak bisa dibilang akrab.

Menghapus utang

Selain memberi pinjaman, Pemerintah Jepang juga secara resmi menghapus utang Myanmar senilai 1,74 miliar dollar AS. Perjanjian itu disepakati setahun lalu dan Abe mengatakan, Myanmar sudah memenuhi semua syarat penghapusan utang. Pada Januari lalu, Jepang juga menghapus utang Myanmar senilai 3,58 miliar dollar AS.

Dana pinjaman baru akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur senilai 168 juta dollar AS dan pembangunan pembangkit tenaga listrik senilai 138 juta dollar AS. Selain itu, digunakan untuk pembangkit, transmisi, dan distribusi energi Kawasan Ekonomi Khusus Thilawa senilai 198 juta dollar AS.

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Thilawa seluas 2.400 hektar yang berlokasi tak jauh dari Yangon akan menjadi proyek investasi terbesar Jepang di Myanmar. Proyek itu dikerjakan oleh sejumlah perusahaan Jepang, seperti Mitsubishi, Marubeni, dan Sumitomo.

Jepang telah menjalin hubungan dengan Myanmar sebelum junta militer mengambil alih pemerintahan negeri itu pada 1988. Sejak itu, Jepang menunda bantuan dana ke beberapa proyek besar di Myanmar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com