Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami-Istri Pemalsu Kartu Kredit Ditangkap

Kompas.com - 30/05/2013, 17:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat tersangka kasus pencurian dengan cara memalsukan kartu kredit ditangkap aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya. Penangkapan tersebut berawal dari laporan pihak perbankan pada Maret 2013 atas dugaan pencurian data kartu kredit yang diduga diambil para tersangka dari beberapa toko di Jakarta dan Padang.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, dua di antaranya yang diamankan merupakan pasangan suami istri. Setelah mengumpulkan keterangan dan informan, suami istri berinisial SA (36) dan TK (37) ditangkap dirumahnya di salah satu kompleks ruko di Medan, Sumatera Utara.

"Tim penyidik melacak identitas dan keberadaan pelaku yang disinyalir berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dan selanjutnya dilakukan penangkapan terhadap tersangka," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (30/5/2013).

Setelah pasangan suami istri itu ditangkap bersama barang bukti di rumahnya, petugas melakukan pengembangan kasus terhadap jaringan pasangan suami istri itu. Salah satu pelaku berinisial FA kemudian ditangkap di dalam mobil Toyota Avanza di Sidoarjo, Jawa Timur.

"Tersangka FA yang berada di dalam mobil ditemukan sedang online dan mengisi data kartu kredit curian (encode) ke dalam kartu kredit," ujar Rikwanto.

Setelah menangkap FA, petugas menangkap kembali KN, juga di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Sejumlah perangkat elektornik berikut kartu kredit disita petugas dari penangkapan KN.

Berdasarkan pemeriksaan petugas, SA berperan sebagai pembeli data dari FA, KN, kemudian mencetak kartu kredit palsu dan mengisi data kartu kredit curian menggunakan encorder dan komputer. Kartu itu kemudian digunakan untuk berbelanja di toko yang memiliki Electronic Digital Capture.

Sementara sang suami, TK, turut berperan membantu kegiatan SA dengan membelikan alat untuk memalsukan data kartu curian berupa laptop, dan menemani istrinya berbelanja dengan kartu palsu tersebut. Sementara FA, berperan sebagai penyedia data curian dan mengirimkan kepada SA.

FA juga merupakan residivis kasus yang sama di Polda Metro Jaya pada tahun 2011. Sedangkan KN, berperan sebagai penyedia data kartu curian dan mengirimkan kepada SA.

Dari pengungkapan tersebut, petugas masih melakukan pengejaran terhadap tiga DPO yang belum tertangkap berinisial AC, MD, dan HK. Dua orang lain atas kasus ini sebelumnya juga telah diamankan yakni AW dan ER.

Kepada mereka akan dijerat dengan pasal berlapis yaitu tindak pidana pencurian dengan pemberatan terhadap kartu kredit melalui sarana elektronik dan pencucian uang sebagaimana dimaksud Pasal 363 KUHP, Pasal 31 Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE atau Pasal 3, dan Pasal 5 Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com