Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan di El Tari Kupang Kembali Normal

Kompas.com - 11/06/2013, 10:25 WIB
Frans Sarong

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Aktivitas penerbangan di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur, sejak Selasa (11/6/2013) pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat sudah kembali normal seperti biasa.

Keputusan otoritas bandara itu diambil setelah badan pesawat Merpati jenis MA-60 yang tersungkur dan patah di tengah landasan, Senin (10/6/2013) pagi, berhasil dievakuasi dan disingkirkan ke hanggar apron bandara tersebut, Selasa pagi dinihari sekitar pukul 04.00.

"Penerbangan sudah kembali normal. Suasana di bandara sudah kembali dengan berbagai kesibukan sebagaimana biasanya," jelas General Manager Angkasa Pura Bandara El Tari Kupang, Imam Pramono, Selasa pagi.

Dengan tuntasnya proses kegiatan evakuasi Selasa pagi dinihari, itu berarti badan pesawat tertahan di tengah landasan pacu selama kurang lebih 20 jam.

Diperoleh keterangan, kegiatan evakuasinya sendiri baru dimulai Senin malam sekitar pukul 21.00, setelah alat berat crane tiba di lokasi. Agar lebih memudahkan proses pemindahannya, bangkai badan pesawat dipotong bagi dua, mengikuti bagian yang patah saat kecelakaan.

Penyingkiran pertama adalah bagian tengah bodi hinga ekor pesawat. Itu berhasil dilakukan sekitar pukul 22.05 Wita. Sebaliknya, penyingkiran badan pesawat bagian depan berlangsung agak lama atau baru rampung Selasa pagi dinihari, karena membutuhkan dukungan tiga truk khusus peti kemas.

"Pendaratan keras Merpati juga mengakibatkan landasan pacu bandara tergores dan berlubang. Kerusakan itu sudah langsung diperbaiki Senin malam," tutur sumber Kompas di Bandara El Tari.

Antara 3.200-3.500 penumpang

Bandara El Tari yang berlokasi di tepi timur Kota Kupang, setiap hari melayani antara 20-23 penerbangan. Menurut Imam Pramono, keseluruhan penerbangan itu mengangkut 3.200-3.500 penumpang per hari.

Ia menjelaskan, kecelakaan pesawat Merpati hingga tertahan di landasan pacu sejak Senin pagi, mengakibatkan sekitar 3.000 calon penumpang terpaksa batal bepergian melalui Bandara El Tari Kupang.

"Mungkin dampak yang amat mengganggu akibat kecelakaan tersebut adalah tertundanya keberangkatan ribuan penumpang tersebut. Sebaliknya dari sisi Angkasa Pura sebagai pengelola bandara, dengan gangguan tersebut mungkin hanya kehilangan penghasilan sekitar Rp 10 juta-Rp 12 juta, sesuai pendapatan hariannya," tutur Imam Pramono.

Ia pun belum mengetahui sebab kecelakaan yang menimpa pesawat Merpati tersebut. "Nanti tim KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang akan menelitinya. Tim itu akan tiba di El Tari Kupang, menjelang siang hari ini," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

    Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

    Whats New
    Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

    Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

    Whats New
    Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

    Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

    Earn Smart
    Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

    Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

    Whats New
    Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

    Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

    Whats New
    Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

    Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

    Whats New
    10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

    10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

    Earn Smart
    BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

    BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

    Whats New
    Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

    Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

    Whats New
    Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

    Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

    Whats New
    PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

    PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

    Whats New
    BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

    BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

    Whats New
    OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

    OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

    Whats New
    Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

    Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

    Earn Smart
    Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

    Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com