Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jangan Terlalu Mudah Mengklaim Cinta Rakyat...

Kompas.com - 12/06/2013, 17:27 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa setiap kritikan mengenai rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM), baik kepada pemerintah maupun dirinya pribadi sebagai kepala pemerintahan, sampai kepadanya. Namun, Presiden menegaskan bahwa rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bukan berarti pemerintah tidak mencintai rakyat Indonesia.

"Saya dengar komentar dan kritik kepada saya pribadi dan pemerintah. Pada kesempatan baik ini, saya sampaikan tidak ada yang senang-senang. Ketika kebijakan kenaikan BBM harus diambil, saya berharap jangan terlalu mudah pihak-pihak tertentu mengklaim bahwa mereka yang mencintai rakyat. Kami semua mencintai rakyat. Tidak ada yang tidak menyayangi rakyat," ungkapnya di Kantor Presiden, Rabu (12/6/2013).

Presiden mengatakan bahwa pemerintah juga mempertimbangkan kondisi masyarakat yang kurang mampu ketika merencanakan kenaikan harga BBM. Pertimbangan ini lalu memunculkan sejumlah alternatif bantuan dan dana kompensasi, seperti melalui beras rakyat miskin, bantuan anak miskin, dan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).

Menurut Presiden, langkah tersebut dinilai tepat karena bertujuan untuk memproteksi masyarakat yang tidak mampu. Hal ini, lanjutnya, juga dilakukan di negara lain di dunia.

"Ini yang disebut dana kompensasi yang secara moral wajib diberikan kepada saudara kita yang tidak mampu. Bentuk beras rakyat miskin, program keluarga harapan ditingkatkan, bantuan untuk anak-anak miskin ditingkatkan, dan dalam waktu tertentu dan sementara, kita berikan BLSM kepada masyarakat tidak mampu sebagaimana yang kita lakukan pada 2005 dan 2008. Cara ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Cash transfer juga dilaksanakan banyak negara karena ini semua untuk membantu rakyat, untuk social protection," tambahnya.

Sebelumnya, sejumlah pihak melontarkan kritik terhadap rencana kenaikan BBM yang digulirkan pemerintah. Kritik dan penolakan juga datang dari internal Sekretariat Gabungan, yaitu dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Para elite PKS terang-terangan melontarkan penolakan, bahkan melalui spanduk-spanduk yang dipasang di jalan-jalan di Jakarta. PKS menunjukkan sikap bahwa rencana kenaikan BBM hanya akan menyengsarakan rakyat. Dalam rapat Setgab membahas rencana ini di kediaman Wapres Boediono, Selasa malam, pimpinan PKS juga tak hadir.

Sementara itu, hari ini, Rabu siang, massa beratribut PKS melakukan demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di Bundaran HI di Jakarta. Mereka membawa atribut dan spanduk yang antara lain bertuliskan  "BBM naik ongkos naik, rakyat menderita", "Mau puasa, mau daftar sekolah, BBM dinaikin? Mimpi kalee", "BBM naik, sembako naik, rakyat menderita". Ada pula spanduk berisi ajakan "Rakyat bersatu tolak kenaikan BBM". Mereka juga membagikan selebaran kepada pengendara yang melintas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

    Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

    Whats New
    Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

    Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

    Whats New
    Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

    Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

    Whats New
    KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

    KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

    Whats New
    Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

    Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

    Whats New
    PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

    PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

    Whats New
    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    Whats New
    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Whats New
    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Whats New
    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Whats New
    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Spend Smart
    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Earn Smart
    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Whats New
    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com