Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teh Indonesia Terpuruk

Kompas.com - 27/11/2013, 07:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Perkebunan teh Indonesia yang dulu mengalami masa kejayaan kini terpuruk. Dalam 10 tahun terakhir luas lahan perkebunan teh di Indonesia berkurang 30.000 hektar atau saat ini tersisa 120.000 hektar. Ekspor teh terus menurun, sedangkan impor terus naik.Hal itu terungkap dalam rapat tahunan anggota Dewan Teh Indonesia dan Dialog Teh Nasional Tahun 2013, Selasa (26/11/2013), di Jakarta. Acara dibuka Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan.

Ketua Umum Dewan Teh Indonesia Rachmat Badruddin mengatakan, saat ini anggaran untuk pengembangan teh nasional meningkat dari semula hanya Rp 5 miliar per tahun menjadi Rp 48 miliar. Meski demikian, anggaran tersebut harus dimanfaatkan dengan baik untuk mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas teh nasional.

Dia mengimbau para petani yang menjadi sasaran program pemberdayaan pengembangan teh turut berpartisipasi dengan sungguh-sungguh. ”Kalau mental petani hanya meminta dan tidak ada upaya kuat mengubah nasib sendiri, dana yang besar itu tidak akan banyak gunanya,” katanya.

Akan lebih baik kalau pengembangan industri teh nasional mengintegrasikan dari hulu ke hilir.

”Yang penting apakah terlintas di benak kita semua untuk menjadikan industri teh nasional maju. Berbagai industri teh dunia juga kesulitan bahan baku, ini peluang bagi Indonesia,” katanya.

Menurut Rusman, perlu kolaborasi lintas sektoral untuk pengembangan industri teh nasional. Tidak hanya Kementerian Pertanian yang mengurusi masalah budidaya, tetapi juga Kementerian Perindustrian
yang mengurusi masalah pengolahan.

Rusman mengatakan, saat ini, lahan teh nasional hanya tersisa 120.000 hektar. Produksi teh 150.000 ton per tahun teh kering dengan ekspor 80.000 ton. Impor teh 20.000 ton dan terus meningkat setiap tahun. ”Lama-lama akan terjadi keseimbangan neraca perdagangan teh sebelum akhirnya Indonesia akan defisit,” katanya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton J Supit mengatakan, dibandingkan dengan tanaman perkebunan mana pun, penyerapan tenaga kerja di perkebunan teh tidak tertandingi. Keberadaan tanaman teh di pegunungan dan sistem perakaran yang kuat mampu menahan banjir.

Perkebunan teh juga merupakan magnet pariwisata yang menjanjikan dan penyumbang devisa dari ekspor. Dalam dua tahun belakangan terjadi kelebihan pasokan teh di pasar dunia. Komoditas teh Indonesia kalah bersaing sehingga perusahaan perkebunan teh Indonesia banyak yang merugi. (MAS)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com