Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Bisa Mendukung Ketahanan Pangan

Kompas.com - 11/12/2013, 14:36 WIB


PALU, KOMPAS.com -
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengemukakan produksi ikan bisa mendukung ketahanan pangan Indonesia di tengah ancaman krisis pangan saat ini.

"Jadi kita tidak perlu lagi bergantung pada daging yang selama ini seolah menjadi patokan untuk ketahanan pangan," kata Sharif saat membuka Pameran Nusantara 2013 di Kota Palu, Rabu (11/12/2013).

Dia mengatakan kebutuhan ikan di Indonesia tidak bergantung pada impor sehingga negara ini telah mandiri dalam memenuhi kebutuhan ikan. "Tidak seperti daging yang bergantung impor dan menimbulkan masalah," katanya.

Dia mengatakan, saat ini tingkat konsumsi ikan Indonesia per kapita sebanyak 33 kilogram per tahun dan itu bisa dipenuhi dengan produksi nasional. Produksi ikan Indonesia pada 2012 sebesar 15,9 juta ton.

Sementara itu, tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia saat ini sekitar 2,5 kilogram/tahun per kapita. "Itu pun masih bergantung pada impor," kata Sharif.

Dalam mendukung ketahanan pangan nasional, Sharif meminta masyarakat untuk terus meningkatkan konsumsi ikan karena saat ini tingkat konsumsi ikan Indonesia masih kalah jika dibanding dengan Malaysia atau Jepang.

"Ikan memiliki kandungan protein dan gizi yang tinggi, tidak kalah dari daging," katanya dan menambahkan potensi kelautan Indonesia dari berbagai sektor setiap tahunnya.

"Jika itu direalisasikan maka akan membawa dampak perekonomian untuk dukung Indonesia menjadi negara maritim," kata Sharif saat membuka Pameran Nusantara 2013 di Kota Palu, Rabu.

Sharif yang juga Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia mengemukakan Indonesia sudah diakui sebagai negara yang memiliki potensi besar di bidang kelautan.

Faktor-faktor yang menjadi indikator keunggulan Indonesia, antara lain posisi strategis yang dilalui 40 persen lalu lintas perdagangan dunia, atau bisa diistilahkan dengan "Jalan Semanggi Dunia.

Faktor selanjutnya adalah Indonesia memiliki sumber alam sangat kaya dengan didukung zona ekonomi ekslusif, zona tambahan dan zona teritorial.

Saat ini Indonesia juga memiliki sepuluh sektor ekonomi kelautan unggulan yakni perikanan tangkap, perikanan budi daya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, energi dan sumber daya mineral serta pariwisata bahari.

Selanjutnya, perhubungan laut, industri dan jasa maritim, sumber daya wilayah pulau-pulau kecil, dan sumber daya kelautan nonkonvensional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com