Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Gula Indonesia Sepakati HPP Rp 9.500 Per Kilogram

Kompas.com - 11/03/2014, 20:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Gula Indonesia (DGI) di Kementerian Pertanian, Selasa menyepakati Harga Patokan Petani atau Harga Pokok Penjualan (HPP) 2014 sebesar Rp 9.500/kg.
   
Dalam pertemuan yang dipimpin Menteri Pertanian Suswono dan dihadiri Menteri Perdagangan M.Lutfi itu serta asosiasi pergulaan itu berlangsung tertutup.

"Penetapan HPP gula tersebut telah mempertimbangkan biaya pokok produksi sebesar Rp 8.740/kg yang merupakan hasil kajian kalangan akademisi dari Universitas Jember, Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan seusia Rapat DGI.

HPP gula, tambahnya,  merupakan biaya pokok produksi ditambah 10 persennya sehingga didapatkan angka tersebut yakni sekitar Rp 9.500/kg.

Namun demikian, lanjut Wamen, besaran HPP gula tersebut masih merupakan usulan DGI untuk diajukan ke Menteri Perdagangan agar bisa dijadikan ketetapan. "HPP yang ditetapkan Menteri Perdagangan tidak boleh lebih rendah dari biaya pokok produksi," katanya.

Pada kesempatan itu Wamentan mengatakan, kehadiran Mendag M.Lutfi pada rapat DGI merupakan hal yang positif.

Terlebih lagi, tambahnya, Menteri Perdagangan menyatakan siap memfasilitasi pemangku kepentingan di sektor pergulaan untuk duduk bersama membahas HPP gula.

Sementara itu Menteri Perdagangan M.Lutfi yang tidak mengikuti rapat tersebut hingga selesai menyatakan, selaku pemerintah pihaknya mengharapkan harga gula akan stabil.

Saat ditanyakan besaran HPP gula yang akan ditetapkan, Mendag tidak menyatakan secara pasti namun jangan sampai memberatkan masyarakat konsumen.

Sebelumnya Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Samadikun mengatakan tahun ini akan ada kenaikan ongkos tebang angkut sebesar 50 persen dari Rp 8.000 per kuintal menjadi Rp 12.000 per kuintal, sementara upah buruh juga ikut naik menyesuaikan kenaikan UMR daerah yang rata-rata naik 20 persen.
  
Oleh karena itu, tambahnya, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah agar menaikkan HPP gula tahun ini sebesar 31,6 persen atau menjadi Rp 10.664/kg dari sebelumnya Rp 8.100/kg. "Usulan HPP ini dengan asumsi rendemen tebu sebesar 7 persen. Artinya, usulan HPP dari kami ini rasional," katanya.

Sumitro menjelaskan sejak tahun lalu, HPP gula yang di patok sebesar Rp 8.100/kg sudah tidak rasional,  idealnya berada di kisaran Rp 9.900/kg.

Menurut dia, hal itu didasarkan pada harga beras saat itu yang mencapai Rp 6.600/kg. "Idealnya, HPP gula 1,5 kali harga beras yang berlaku saat itu. Jadi, kalau harga beras Rp 6.600/kg berarti HPP gula seharusnya Rp 9.900/kg," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com