Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pintar Mencapai Tujuan Investasi

Kompas.com - 09/10/2014, 13:42 WIB

KOMPAS.com - Siapa tidak ingin berinvestasi? Hampir setiap orang pasti ingin memetik manfaat dari investasi, yaitu memenuhi berbagai kebutuhan di masa depan.

Kebutuhan keuangan yang ingin dibiayai itu, yang biasa disebut sebagai tujuan investasi. Dan masing-masing orang punya tujuan investasi yang unik. Contoh tujuan investasi yang banyak disebut seperti membiayai pendidikan anak. Tujuan investasi lain yang populer seperti membeli rumah.

Biasanya, menetapkan tujuan investasi ini bukan tugas yang sulit. Kebanyakan orang pasti ingin bisa ketika ditanya keinginannya di masa depan. Namun tidak semua bisa merancang, apalagi menjalankan rencana untuk mencapai tujuan investasinya.

Nah, langkah pertama untuk memastikan Anda bisa mencapai tujuan investasi adalah melakukan self assessment. Tujuan penilaian diri sendiri ini adalah mengukur seberapa siap Anda menjadi investor. Jangan salah, kesiapan berinvestasi tidak ditentukan oleh nilai dana yang Anda miliki saat ini.

Rudiyanto, Head of Operation & Business Development PT Panin Asset Management menuturkan, ukuran kesiapan menjadi investor adalah sehat secara keuangan. Definisi sehat secara keuangan itu adalah memiliki cash flow positif.

Lebih lanjut, seberapa sehat kita secara keuangan bisa diukur dengan menggunakan berbagai rasio keuangan. Seseorang yang melakukan financial check up berarti memperbandingkan rasio yang ia peroleh dengan nilai rata-rata rasio tersebut.

Jika rasio orang itu sudah sama, atau bahkan, lebih baik, dibandingkan dengan rasio standar, baru ia disebut "sehat secara keuangan" dan siap menjadi investor.

Ada empat alat ukur yang lazim dipergunakan dalam financial check up, yaitu persentase utang konsumtif, rasio cicilan, rasio dana darurat dan rasio biaya terhadap pendapatan.

Yang dimaksud utang konsumtif di sini mencakup utang kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Standar persentase utang konsumtif adalah 0 persen. Ini berarti, sebelum berinvestasi, Anda wajib melunasi seluruh utang konsumtif yang ada. Untuk alasan apa pun, memiliki utang konsumtif membuat orang tidak sehat secara keuangan, dan tidak layak menjadi investor.

Ada hitung-hitungan yang membenarkan mengapa Anda harus terbebas dari utang konsumtif sebelum bisa menikmati manisnya buah berinvestasi. "Imbal hasil investasi yang tinggi, katakanlah 20 persen hingga 25 persen, tidak berarti lagi, jika Anda masih terkena bunga utang konsumtif, yang besarnya antara 30 persen hingga 40 persen,” tutur Lisa Soemarto, perencana keuangan independen dari Akbar Financial Check Up (AFC).

Rasio cicilan adalah total cicilan bulanan dibagi dengan total pendapatan tetap setiap bulan. Cicilan yang harus disertakan dalam rasio ini seperti cicilan pembelian rumah, apartemen, mobil atau motor. Untuk mendapat predikat sehat secara finansial, seseorang harus memiliki rasio cicilan bulanan paling tinggi 30 persen.

Rasio dana darurat adalah total asset likuid dibagi dengan total biaya tetap per bulan. Total asset likuid antara lain dana kas, tabungan, deposito, giro dan reksadana pasar uang.

Total biaya tetap bulanan adalah seluruh pengeluaran yang sifatnya tetap setiap bulan seperti biaya sewa, listrik, biaya makan dan minum, uang sekolah anak-anak, biaya transportasi dan biaya tetap lainnya yang tidak dapat dihemat lagi. Standar rasio dana darurat adalah 6 kali untuk mereka yang berstatus lajang, dan 12 kali untuk mereka yang sudah berkeluarga.

Terakhir, rasio biaya terhadap pendapatan diperoleh dari membagi total biaya tetap bulanan dengan total pendapatan tetap bulanan. Standar rasio ini adalah kurang dari 1. Artinya, gaya hidup sehat adalah gaya hidup di mana seluruh pengeluaran yang sifatnya tetap dapat dicover dari pendapatan yang sifatnya juga tetap.

Nah, jika rasio ini lebih dari 1, berarti Anda perlu menyesuaikan gaya hidup. Ada cara yang bisa ditempuh, yaitu meningkatkan pendapatan tetap, atau menurunkan pengeluaran yang sifatnya tetap.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com