Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendropriyono, Mobil Nasional, dan Keluarga

Kompas.com - 09/02/2015, 18:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono membuat heboh Indonesia seiring dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) perusahaan miliknya, Adiperkasa Citra Lestari, dengan perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton Holdings Bhd, Jumat (6/2/2015) lalu. 

Penandatanganan MoU terkait kerja sama mobil nasional itu disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak. Ada pula pemimpin Proton, Tun Dr Mahathir Mohamad, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, serta Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.

Berikut tanggapan Hendropriyono atas "ramainya" komentar terhadap MoU tersebut. Ia juga berkomentar soal tudingan kedekatan dengan Presiden Jokowi untuk melancarkan bisnis dia dan keluarganya. Hendro mengirimkan tanggapannya kepada wartawan Tribun, Rachmat Hidayat, Minggu (8/2/2015).

"Adapun soal membangun pabrik mobil made in Indonesia sudah menjadi cita-cita saya sejak kebatalan KIA yang saya pegang karena prinsipalnya diakuisisi oleh Hyundai. Dengan bersemboyan pada 'Old Soldier Never Die', pada senja hidup saya ini, saya masih ingin berbakti kepada bangsa, yang celakanya termasuk kepada para demagog di antara masyarakat kita," sebut Hendro.

Ia bercerita soal harapannya untuk Indonesia dengan membuat pabrik mobil nasional. "Bakti yang saya inginkan tersebut karena pemikiran bahwa dulu waktu bangsa kita ada yang bikin pabrik sepeda, anak bangsa negara-negara tetangga belum bisa bikin. Sekarang mereka ada yang bikin pabrik otomobil, kita malah belum ada. Bangsa kita bisa jadi pecundang karena ada saja oknum yang tidak merasa malu menjelek-jelekkan orang lain yang dia sendiri tidak berbuat apa pun untuk bangsanya," papar dia.

Salah kaprah mobil nasional

Hendro menegaskan, pabrik mobil nasional yang ingin dia buat bukanlah mobil negara. "Kalau pabrik yang akan kami bangun dia sebut mobil nasional karena salah kaprah istilah, sebaiknya yang bersangkutan belajar dulu istilah-istilah akademik dengan benar," katanya.

Menurut dia, pabrik mobil asli buatan Indonesia memerlukan dana yang sangat besar. Dia  mengaku mendapatkan pinjaman dari sindikasi beberapa lembaga keuangan luar negeri untuk membuat pabrik tersebut.

"Proyek ini merupakan usaha padat karya, insya Allah bisa menampung sampai 6.000 tenaga kerja. Yang saya tahu jangka waktunya sangat jauh lebih lama daripada usaha properti dan lain-lain yang saya geluti, dalam mendatangkan keuntungan perusahaan," ucap Hendro.

Hendro memastikan Proton digandeng untuk kerja sama dalam bidang R&D dan teknik. "Atas dasar itu, akan lebih efisien bagi kita dalam membangun infrastruktur beserta gelar after sale dan networking-nya. Kerja sama ini sifatnya B to B. Kami swasta, Proton juga kini swasta," tandasnya.

Sementara itu, terkait kehadiran Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib dan Tun Mahathir, dia menuturkan, hal itu merupakan tindakan yang wajar sebagaimana Presiden AS Barrack Obama menyaksikan penandatangan MoU Boeing dengan perusahaan Indonesia di Bali beberapa waktu lalu.

"Demikian seyogianya sebagai pemerintah memacu semangat rakyatnya, untuk bersama-sama membangun negaranya sendiri. Obama pun di Bali menyaksikan, kawan kita swasta bertransaksi dengan Boeing Amerika. Itu karena kita beli, apalagi ini karena kita mau membangun pabrik sendiri," kata Hendro.

Anak Hendropriyono

Pada kesempatan itu, Hendro juga curhat soal anak dia, Diaz Hendropriyono, yang menjadi petinggi di Telkomsel. Menurut dia, pencapaian anak bungsunya itu bukan karena dia dekat dengan Jokowi. Ia menegaskan, dirinya dalam berteman tidak pernah karena perhitungan untung rugi.

"Anak saya menjadi komisaris di Telekomsel merupakan pencapaian dia sendiri, yang menjadi ketua dan mengorganisasi relawan Kawan Jokowi bersama-sama kawan-kawannya yang sekarang ada di antaranya jadi menteri. Bukan sama sekali karena saya karena keinginan saya justru anak saya melanjutkan usaha saya di Hendropriyono Corporation Indonesia (HCI) yang saya bangun sejak saya pensiun pada tahun 2000. Tapi, anak bungsu saya, Diaz, tidak mau menjalani hidup di bawah bayang-bayang saya," papar Hendro. 

Menantu Hendropriyono

Masih ada satu lagi anggota keluarga Hendropriyono yang berada di "ring 1" Presiden Jokowi, yaitu Mayjen Andika Perkasa yang ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Andika adalah menantu Hendropriyono.

Terpilihnya Andika sempat menjadi perbincangan karena dianggap kurang pengalaman. Sebelumnya, Andika adalah Kepala Dinas Penerangan TNI AD dengan pangkat bintang satu. Umumnya, untuk jabatan strategis seorang perwira, setidaknya pernah menduduki posisi setingkat.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui, karier Andika melesat cepat.  Catatan akademik Andika menonjol. Ia mendapatkan gelar magister di Harvard University dan meraih gelar doktor di George Washington University. Andika adalah orang pertama angkatan 1987 yang meraih posisi bintang dua.

Baca juga: Menyimak Kiprah Bisnis Hendropriyono

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com