Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres, Karyawan, dan Perusahaan

Kompas.com - 16/02/2015, 07:07 WIB

oleh Jazak YA
@jazakYA

KOMPAS.com - Mungkin awalnya banyak orang berpikir bahwa stress atau tekanan hanya akan mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Padahal sebenarnya stres dapat mempengaruhi kesehatan dan kondisi seseorang secara menyeluruh, baik secara fisik maupun mental.

Kondisi stres atau tertekan tersebut juga kerap menimbulkan kemarahan dan ketidakberdayaan pada orang yang mengalaminya. Selain itu juga memicu perilaku yang akan membahayakan organ-organ vital seperti, otak, jantung, pembuluh darah, dan ginjal.

Hal tersebut karena mereka yang mengalami stresakan melakukan pelarian yang tidak sehat seperti makan atau minum secara berlebihan. Kondisi itu memicu perubahan perilaku dalam merespon keadaan dan kemunduran daya pikir logis.

Berikut dampak buruk jika stress atau tekanan yang kita hadapi gagal dikelola dengan tepat dan cerdas:
• Kegagalan seorang Individu dalam mengelola stres akan menimbulkan kondisi penurunan motivasi atau de-motivasi dan semangat kerja.
• Akibat semangat kerja yang lesu, secara logika terbukti akan menurunkan prestasi kerja atau kinerja yang berakibat kepada menurunnya kontribusi karyawan terhadap korporasi.
• Karena kinerja menurun, tentu juga akan mengurangi produktivitas karyawan. Hal lain yang berperan terhadap penurunan produktivitas disebabkan jika kontribusi menurun maka secara otomatis produktivitas ikut terjun bebas.
• Dengan kinerja, produktivitas, dan kontribusi yang turun drastis maka kondisi itu akan menghancurkan daya saing individu dibanding dengan individu lain yang berhasil mengelola stress menjadi strength.
• Semakin banyak individu yang tidak mampu bersaing, maka secara keseluruhan korporasi akan menanggung dampaknya berupa penurunan indeks kompetensi korporasi untuk mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.
• Suasana kerja menjadi sangat tidak kondusif.  Karena dengan banyaknya rekan kerja yang gagal mengelola stres akibat tidak memiliki pengetahuan dan keahlian mengelola stres, akan merusak hubungan antar individu di korporasi itu, dan ya pasti suasana kerja semakin tidak nyaman dan aman.
• Secara individu kondisi stress yang tidak terkendali itu akan merusak keharmonisan keluarga. Jika ini yang terjadi baik secara langsung dan tidak langsung akan berdampak kepada banyaknya urusan korporasi yang terbengkalai. Mengganggu proses bisnis tentu akan mengganggu hasil yang diharapkan.
• Jika kita hubungkan dengan biaya, maka sungguh sangat besar kerugian yang harus ditanggung korporasi akibat stres yang terus menggerogoti kesehatan karyawan. Biaya kesehatan yang terdiri dari perawatan dan pengobatan akan melonjak dengan sangat signifikan.
• Kemudian akibat suasana lingkungan kerja yang tidak kondusif, akan memicu turn over karyawan dengan cepat. Mereka yang merasa tidak nyaman, akan cenderung mencari korporasi yang membuat mereka bebas atau minimal tidak tertular oleh stres rekan kerjanya.
Turn over yang tinggi atau banyaknya karyawan yang keluar dan masuk akan menambah beban biaya HRD, khususnya untuk rekrutmen dan pelatihan, yang jelas tidak murah.

Dalam konteks individu atau pribadi dan dalam konteks perusahaan atau korporasi, maka sungguh nyata, bahwa dampak stress yang tidak terkelola dengan baik dan paripurna, akan banyak membawa lebih banyak keburukan daripada kebaikan.

Dengan pendekatan Keahlian Manajemen Stres atau Stress Management Skill (SMS), maka siapapun Anda, -apakah eksekutif, karyawan, atau seorang entrepreuner-, bisa terhindar dari dampak buruk stres sekaligus tumbuh maju berkembang.  Stres bukan lagi lawan yang bersifat destruktif, namun bisa diubah menjadi kawan yang membuat kita lebih produktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com