Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trompet dari Langit, Suara-suara Misterius Bumi, dan Penjelasannya (1)

Kompas.com - 30/05/2015, 12:08 WIB

KOMPAS.com - Lepas dari kemungkinan bahwa suara trompet misterius yang bikin heboh akhir-akhir ini sengaja dibuat, fakta bahwa Bumi menghasilkan bunyi tidak terbantahkan. Percaya atau tidak percaya, Bumi kita memang bicara.

Salah satu suara paling misterius disebut hum. "Suaranya mirip dengungan. Seperti bunyi mesin yang terdengar dari kejauhan," ungkap Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Makalah David Deming dari College of Geosciences, University of Oklahoma, di Journal of Scientific Exploration Volume 18 No 4 tahun 2004 mengungkap bahwa hum terdengar di banyak wilayah di dunia.

Laporan hum pertama datang dari Inggris. Tahun 1940-an, lebih dari 2.000 orang di London dan South Hampton mendengar suara tersebut. Sementara tahun 1950-an, koran Skotlandia, Sunday Herald, melaporkan adanya orang-orang yang mendengarkan mirip dengung dan desis tak biasa.

Hum pertama yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah di Taos, New Mexico, tahun 1991. Sejak itu, hum dilaporkan di banyak negara bagian Amerika Serikat. Tahun 1996, hum didengar oleh warga Massachusetts.

JH Mully dan JP Kelly, peneliti dari University of New Mexico, pernah melakukan studi untuk mengetahui persentase orang yang bisa mendengar hum. Dalam makalah di jurnal Echoes tahun 1995, keduanya mengungkap bahwa hanya ada 2 persen populasi yang bisa mendengarnya.

Sejumlah orang itu mendengar hum secara terus menerus paling tidak beberapa kali dalam seminggu. Pendengar hum yang seorang musisi mengungkap, frekuensi suara itu sekitar 41 Hz. Sementara, pendengar yang seorang teknisi mengatakan, frekuensi hum antara 30-80 Hz.

Sebanyak 75 persen dari pendengar hum yang melaporkan adalah perempuan sehingga ada kesimpulan bahwa perempuan lebih peka terhadap bunyi hum. Namun demikian, data itu juga dinyatakan tak cukup konsisten.

Bagi sebagian orang, hum bisa sangat menyiksa. "Anda akan merasa kepala akan meledak. Ada satu malam di mana saya merasa kepala saya seperti pengering yang berputar sepanjang malam, seolah-olah otak saya bergetar di dalam kepala," demikian laporan salah satu pendengar hum yang dikutip Deming.

Tahun 1992, Deming menulis, seorang pendengar hum mengatakan, "Tahun lalu hum hampir membuat saya bunuh diri. Hum menghabiskan energi, membuat stress dan kurang tidur. Saya minum penenang dan tak tahu lagi berapa malam yang saya habiskan untuk memegang kepala dan menangis."

Sejumlah riset dilakukan untuk mengungkap sebab musabab hum. Dahulu, hum pernah dianggap sebagai delusi semata. Selain itu, hum dianggap sama dengan denging telinga dan sebenarnya hanya didengarkan oleh para penderita tinnitus di mana telinga berdenging tanpa henti.

Namun, pada tahun 2003, sebuah penelitian melaporkan bahwa hum disebabkan oleh suara-suara berfrekuensi kecil yang ada di kota-kota industri besar. Alat-alat itu menghasilkan suara yang pada satu waktu bisa didengar.

Di Kokomo, Indiana, misalnya, hum pernah dinyatakan sebagai akibat dari penggunaan kompresor dan kipas pendingin. Laporan awal menyebutkan bahwa ketika alat itu dimatikan, hum hilang.

Meski demikian, penyelidikan lanjut menunjukkan bahwa walau alat-alat dimatikan, tetap saja hum terdengar. Para pakar meyakini bahwa hum punya sumber non akustik dan di luar permasalahan penggunaan alat-alat industri.

"Penelitian terakhir mengungkapkan bahwa hum bersumber dari gelombang laut di samudera dan di dasar laut," jelas Thomas ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (29/5/2015) kemarin.

Tabrakan dua gelombang besar di lautan yang menghasilkan gelombang seismik kecil. Gelombang itu butuh waktu 13 detik guna menyelesaikan satu getaran. Sementara itu, gelombang yang pelan di dasar laut juga bisa menghasilkan gelombang seismik dengan frekuensi 13-300 detik. Sebagian besar dengung berasal dari gelombang ini.

Apakah suar mirip trompet yang beredar di internet dan menghebohkan itu hum? Thomas mengatakan bahwa hum dan suara trompet kemarin adalah dua hal berbeda. Anda sendiri, pernahkah mendengar hum?

Hum hanya salah satu suara misterius di Bumi yang hingga sekarang belum bisa diuraikan secara pasti penyebabnya. Ada suara misterius lain, yaitu bunyi menyerupai dentuman atau bom yang menyertai sebuah gempa. Simak di artikel berikutnya.

Baca juga:

Trompet dari Langit, Suara-suara Misterius Bumi, dan Penjelasannya (2) yang mengulas tentang dentuman misterius saat gempa.

Trompet dari Langit, Suara-suara Misterius Bumi, dan Penjelasannya (3) yang mengulas tentang ledakan dan cahaya misterius sebelum tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com