Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Makarim, Lulusan Harvard yang Jadi Juragan Go-Jek

Kompas.com - 28/07/2015, 22:46 WIB

KOMPAS.com — Memiliki jiwa sebagai pebisnis mengantarkan Nadiem Makarim mendirikan PT Go-Jek Indonesia. Penyedia jasa transportasi ojek ini berkembang pesat setelah meluncurkan aplikasi di ponsel pada awal 2015.  

Dengan memahami besarnya potensi bisnis di sektor teknologi dan internet pada era modern ini, Nadiem Makarim berambisi menjadi pengusaha. Lewat perusahaan "besutannya" bernama PT Go-Jek Indonesia, Nadiem menangkap peluang dari besarnya penduduk Indonesia, terutama warga Jakarta, yang membutuhkan layanan transportasi yang cepat dan praktis.

Nadiem lebih suka menyebut PT Go-Jek Indonesia adalah perusahaan teknologi, bukan perusahaan penyedia jasa ojek. Padahal, Go-Jek menawarkan jasa transportasi ojek yang cepat dan praktis. Sejak awal tahun ini, Go-Jek meluncurkan aplikasi yang bisa diunduh di ponsel bernama Go-Jek.

Dari aplikasi ini, user bisa langsung memesan ojek hanya dengan beberapa langkah mudah. Setelah itu, ojek akan datang menjemput ke tempat konsumen dan mengantarkan ke tempat yang dituju. Selain itu, Go-Jek juga melayani jasa antar barang dan atau kurir, jasa antar pesan makanan, hingga jasa shopping. "Dari layanan tersebut, yang masih mendominasi pesanan transportasi ojek," ujar Nadiem.

Setelah aplikasi ini meluncur, layanan Go-Jek berkembang pesat. Nadiem mencatat, sejak awal tahun ini, user yang mengunduh aplikasi Go-Jek sudah mencapai 650.000 orang dengan pertumbuhan pengojek mencapai 10.000 orang yang bergabung. Tidak hanya wilayah Jabodetabek, Go-Jek sudah melebarkan sayapnya hingga ke Bali, Bandung, dan Surabaya.  

Go-Jek kini bekerja sama dengan hampir 100 perusahaan yang menjadi pelanggan korporat. Pria lulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School ini mengajak pengojek yang punya motor sebagai mitra.

Warga yang ingin bergabung di Go-Jek harus memiliki kendaraan sendiri. Tiap pengojek akan dibekali smartphone sebagai alat penghubung dengan konsumen dan sistem dengan cara mencicil biaya pembelian smartphone setiap bulan.

Dia menghitung, dalam sebulan, pendapatan tukang ojek bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 6 juta. Sistemnya adalah bagi hasil, yakni 80 persen dari total penghasilan masuk kantong pengojek dan 20 persen sisanya untuk perusahaan.

Sayangnya, Nadiem enggan mengungkap omzet yang didapatkan perusahaan. "Masalah uang, angka, investasi, jumlah order, saya tidak bisa sebutkan," ujarnya.

Yang jelas, Go-Jek Indonesia telah mendapatkan suntikan dana dari investor Northstar Group, sebuah perusahaan investasi yang bermarkas di Singapura. Itu sebabnya, Go-Jek kini gencar melakukan promosi besar-besaran untuk memperkenalkan jasa ini kepada masyarakat dan berekspansi.

Tengok saja, selama Ramadhan ini, Go-Jek meluncurkan promosi bayar hanya Rp 10.000 untuk jasa antar di wilayah Jakarta. Normalnya, tarif yang digunakan sesuai hitungan sistem yang terprogram ialah Rp 15.000 untuk 1,5 km dan tarif akan naik setiap 1,5 km berikutnya.

Pria berusia 31 tahun ini mengaku masih belum mendapatkan keuntungan. Dia masih harus mengeluarkan budget besar untuk promosi dan pengembangan aplikasi di ponsel.  

Pelanggan yang menjadi juragan ojek

Inovatif dan pantang menyerah. Itulah kunci sukses Nadiem Makarim saat mendirikan PT Go-Jek Indonesia. Saat awal merintis usaha, ia kerap turun ke tempat para tukang ojek mangkal. Sudah begitu, tetap saja sulit merekrut pengojek untuk bergabung.

Nadiem Makarim termasuk seorang pengusaha yang jeli membaca peluang bisnis. Berawal dari kebiasaannya menggunakan ojek untuk pergi ke kantor, ia mendapat ide untuk mengawinkan jasa ojek dan teknologi. Dari situ, lahirlah PT Go-Jek Indonesia yang resmi meluncur sejak awal tahun ini.

Nadiem bercerita, kebiasaan menggunakan ojek sudah menjadi rutinitas harian. Saat itu, ia masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku. Nah, setiap berangkat ke kantor, ia selalu menggunakan ojek.

Bukan berarti ia tidak memiliki kendaraan pribadi, seperti mobil atau motor. Ia lebih memilih menggunakan ojek saat pulang atau pergi ke kantor karena merasa lebih aman.

Menurut dia, tingkat kecelakaan pada pengguna ojek sangat kecil. Selama menggunakan jasa ojek, ia tidak pernah mengalami kecelakaan. "Waktu menggunakan taksi, saya dua kali kecelakaan, kendaraan pribadi tiga kali kecelakaan, dan naik motor pribadi satu kali kecelakaan," katanya kepada Kontan.

Lantaran sering menggunakan jasa ojek, Nadiem pun sering ngobrol dengan para tukang ojek langganannya. Dari hasil obrolan dan pengamatannya, ia mengetahui bahwa sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan untuk mangkal dan menunggu penumpang.

Di tempat mangkal, biasanya mereka giliran dengan tukang ojek lainnya. Sudah giliran, kadang penumpang sepi. Sementara itu, dari sisi pengguna jasa, keamanan dan kenyamanan ojek belum terjamin 100 persen.

Nah, menjawab semua persoalan itu, ia akhirnya mendapatkan ide membuat inovasi bagaimana orang bisa dengan mudah memesan ojek melalui ponsel tanpa harus repot ke pangkalan ojek.

Terlebih lagi, tidak semua orang lokasinya dekat dengan pangkalan ojek. Tukang ojek sendiri tidak harus mangkal. Bagi penumpang, menggunakan ojek juga lebih aman karena jelas dan terdaftar.

Nadiem mengaku, idenya ini juga sejalan dengan salah satu tugas kuliah ketika mengambil master di Harvard Business School. Saat awal merintis bisnis, ia hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.

Bagi Nadiem, awal mendirikan Go-Jek merupakan masa yang penuh dengan tantangan. Salah satu kendala utamanya adalah sulitnya merekrut para pengojek untuk bergabung. Maklumlah, saat itu karena brand Go-Jek belum banyak dikenal seperti sekarang ini.

Saat itu, Nadiem pun terjun langsung merekrut tukang ojek. Ia kerap turun ke jalan, tempat para tukang ojek mangkal. Ia lalu banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol hingga membelikan mereka kopi dan rokok.

Setelah rajin melakukan pendekatan, akhirnya banyak dari mereka bersedia bergabung di Go-Jek. Semua kerja kerasnya itu tidak sia-sia. Dalam waktu singkat, kini tercatat sudah ada 10.000 pengojek yang bergabung.

Tidak hanya wilayah Jabodetabek, Go-Jek juga sudah melebarkan sayapnya hingga ke Bali, Bandung, dan Surabaya. (Silvana Maya Pratiwi)       

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com