Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pieter Tanuri Segera Jadi Pemegang Saham Pengendali Bank Ina

Kompas.com - 21/09/2015, 13:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan perusahaan milik Pieter Tanuri, Philadel Terra Lestari, untuk menjadi pemegang saham pengendali (PSP) di PT Bank Ina Perdana Tbk bakal segera terwujud.

Melalui surat No SR-177/D.03/2015 tertanggal 16 September 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan restu Philadel menjadi pemegang saham pengendali pada emiten bersandi saham BINA tersebut.

OJK juga mengakui Pieter Tanuri sebagai ultimate shareholder (pengendali akhir) dalam alur pengendali saham di Bank Ina. Keputusan OJK itu mendapat respons positif dari Pieter.

"Sejak surat itu keluar, artinya kami baru akan memulai proses untuk menjadi pengendali di Bank Ina," kata Pieter Tanuri, pemilik sekaligus komisaris Philadel Terra kepada Kontan, Minggu (20/9/2015).

Sayangnya, Pieter enggan menjelaskan kapan dan berapa persen Philadel akan menguasai saham Bank Ina. Yang jelas, sebagai pihak yang mendapat persetujuan menjadi PSP, Philadel memiliki konsekuensi untuk setidaknya memiliki minimal 25 persen hingga 30 persen kepemilikan di Bank Ina.

Menurut Pieter, realisasi penambahan saham di Bank Ina akan bergantung pada keputusan OJK sebagai regulator di bidang perbankan. "Dengan begitu, selama belum ada persetujuan tambahan dari OJK, kami tidak bisa menyampaikan detail rencana kami di Bank Ina," ujar Pieter.

Dia tetap berharap eksekusi rencana tersebut tidak akan berlangsung lama. Apalagi, sisa waktu di tahun ini tinggal sekitar tiga bulan saja.

Alternatif rights issue

Saat dikonfirmasi, Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina menyerahkan sepenuhnya rencana bisnis Bank Ina kepada pemilik baru. "PSP baru tentu sudah punya corporate plan. Dan kami sebagai manajemen melihat sudah ada kepastian untuk menuju BUKU II sebagaimana imbauan otoritas," terang Edy.

Sejauh ini, kata Edy, Bank Ina sebagai perusahaan publik memiliki alternatif penambahan modal lewat mekanisme penerbitan saham baru atau biasa disebut rights issue.

Namun apakah Bank Ina akan menggunakan metode pencarian modal lewat rights issue, Edy masih merahasiakannya. Begitu pula dengan besaran nilai rights issue jika toh rencana ini merupakan solusi permodalan ke depan.

Yang jelas, imbuh Edy, arah Bank Ina untuk menuju bank berkategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) II sudah ada, tapi belum bisa dipublikasikan.

Asal tahu saja, per Agustus 2015, susunan pemegang saham bank dengan aset senilai Rp 2,15 triliun ini terdiri dari Philadel 20 persen, OCBC Securities 37,62 persen, dan Oki Widjaja 4 persen. Sementara sisanya dimiliki oleh investor publik.

Philadel masuk sebagai pemegang saham Bank Ina pada 26 September 2014 melalui  pembelian 420 juta saham senilai Rp 100,8 miliar.

Sebelumnya dikabarkan, aksi yang dilakukan Philadel di Bank Ina dikait-kaitkan dengan Grup Salim. Bahkan kabarnya, setelah menjadi pengendali Bank Ina, Grup Salim akan mensinergikan sistem kantor tanpa cabang Bank Ina dengan jaringan ritel Indomaret. Sinergi ini menjadi modal Bank Ina mengembangkan branchless banking.

Sebagai catatan, Grup Salim memiliki PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), pemilik 40 persen saham jaringan minimarket Indomaret. DNET juga menguasai 31,5 persen saham produsen roti Sari Roti, PT Nippon Indosari Tbk, dan memiliki 35,8 persen saham PT Fast Food Indonesia Tbk, pengelola jaringan Kentucky Fried Chicken (KFC). (Issa Almawadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com