Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Bisa Angkat Perekonomian...

Kompas.com - 07/10/2015, 09:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar transportasi Universitas Indonesia (UI) Ale Berawi menilai kereta cepat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian terutama bagi kelas menengah.

"Dengan kereta cepat pergerakan bisnis menjadi lebih mudan dan efisien dan perekonomian kelas menengah bisa didorong," kata Ale Berawi di kampus UI Depok, Rabu (7/2015).

Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) tersebut mengatakan, dengan naiknya ekonomi kelas menengah maka ekonomi kelas bawah pun akan terangkat sehingga perekonomian akan semakin membaik.

Menurut dia kereta cepat ini bukan kereta holiday namun lebih untuk mendorong roda perekonomian kelas menengah. Memudahkan aksebilitas pelaku usaha sehingga pergerakan menjadi lebih mudah. Namun yang harus dipertimbangkan juga adalah soal jarak. "Lebih baik membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya," katanya.

Ia mengatakan, untuk pembangunan kereta cepat maka diperlukan jalur baru, karena jalur yang ada saat ini tidak memungkinkan dilalui kereta cepat. Jalur kereta cepat harus memiliki lebar antara 1,4 meter.

Sedangkan jalur yang ada saat ini lebarnya hanya 1 meter, karena kereta cepat memiliki jarak tempuh antara 250-300 kilometer per jam.

Tentunya kata dia akan lebih efektif kalau bisa ditempuh dalam waktu lebih cepat. Dan ini moda transportasi yang ramah lingkungan. Di negara maju sudah memiliki kereta cepat untuk menunjang roda bisnis.

Dengan naiknya ekonomi kelas menengah maka ekonomi kelas bawah pun akan terangkat yang menunjang ekonomi kelas menengah. Jadi jika pelaku usaha ingin meninjau suatu lokasi bisa menggunakan moda transportasi ini.

Walaupun harga tiket kereta cepat memang lebih mahal dibanding kereta biasa. Tapi hal itu dilihat bukan sebagai kendala.

"Pengguna tentunya memiliki pemasukan tersendiri. Dan kalau roda bisnisnya maju maka ekonomi kelas bawah pun terangkat secara otomatis. Di negara maju seperti Jepang pun sudah lumrah terjadi dan memiliki kereta cepat," jelasnya.

Mengenai resiko, Ale berpendapat, semua moda transportasi memiliki resiko kecelakaan yang sama. Hanya saja, dengan kecanggihan teknologi resiko itu bisa dihindari. Tentunya kuncinya di pemeliharaan harus dilakukan dengan sangat baik.

"Kalaupun ada kasuistik ya mungkin saja, tapi dengan kemajuan teknologi resiko itu bisa dikurangi," katanya.

Hanya saja, negara mana yang paling berani yang akhirnya memenangkan tender itu. Yang menjadi catatan dirinya, siapapun negara pemenang tender harus diperhatikan sejumlah hal.

Misalnya saja berani berinvestasi di Indonesia dan tidak membebankan pada masyarakat nantinya. Dalam hal ini, China dianggap lebih berani berinvestasi tanpa pertimbangan berlapis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Rilis
Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Whats New
Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Work Smart
OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Whats New
Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com