JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian global kini tengah mengalami beragam dinamika, termasuk penguatan dollar AS dan perlambatan ekonomi China. Kedua faktor tersebut berdampak besar kepada negara-negara berkembang.
Akan tetapi, menurut Kepala Ekonom PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat, pada dasarnya Indonesia bisa memanfaatkan kedua situasi tersebut untuk menggenjot ekspor. "Sebenarnya bisa super bullish untuk Indonesia. Bagaimana memanfaatkan penguatan dollar AS untuk menguatkan ekspor. Sekarang ini baru bagaimana menekan impor," kata Budi di Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Lebih lanjut Budi menjelaskan, China tengah mengubah postur pertumbuhan ekonomi dari yang berbasis ekspor menjadi berbasis konsumsi dan jasa. Terkait hal ini, Budi menyatakan Indonesia bisa memanfaatkan situasi dengan mengubah komposisi ekspor. Bila sebelumnya mengekspor komoditas mentah, Indonesia bisa mengubah komposisi ekspor menjadi barang konsumsi.
Perubahan komposisi ekspor ini sudah dilakukan negara-negara tetangga Indonesia, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. "Indonesia bisa mengekspor salak pondoh, lho. Di China kan tidak ada buah seperti itu dan kabarnya banyak yang suka. Salak pondoh atau snake fruit ini bisa dijadikan barang ekspor yang menarik," jelas Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.