Dwi menuturkan, saat ini Pertamina diidentikkan dengan perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi (migas).
Akan tetapi, untuk jangka panjang Pertamina tidak bisa lagi mempertahankan kakhasan tersebut.
“Masa depan energi bukanlah migas, melainkan energi baru terbarukan. Karena itu, Pertamina akan serius mengembangkan energi baru terbarukan,” imbuh mantan bos Semen Indonesia itu.
Dalam waktu dekat, Pertamina akan menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk membangun PLTS berkapasitas 50 MW di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain itu, Pertamina juga akan bekerjasama dengan PT EMI untuk melakukan audit energi.
Adapun hasil audit energi ini akan menjadi baseline program konservasi Pertamina ke depan dalam mengelola energi lebih efisien.