Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Faktor Penyebab Migrasinya Ribuan Triliun Dana WNI ke Luar Negeri

Kompas.com - 25/07/2016, 19:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah bukan rahasia umum bila para orang kaya di Indonesia lebih gemar menyimpan dananya di luar negeri.

Diperkirakan, totalnya lebih dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mencapai Rp 11.400 triliun.

Menunut Direktur Indef Enny Sri Hartati, ada dua faktor yang membuat ribuan triliun dana tersebut migrasi dari Indonesia ke luar negeri.

Pertama, lemahnya penegakan hukum di Indonesia. "Tranksaksi ke luar negeri itu longgar sekali. Misalnya dokumen ekspor impor bisa berbeda dengan barang yang ada di dalam kontainer," ujar Enny kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (25/7/2016).

Ia menilai, praktik culas perdagangan luar negeri tersebut sudah jelas menyalahi aturan.

Namun, pengawasan yang longgar membuat penegakan hukum menjadi mandul. Akibatnya, pemerintah tidak mampu menangkap potensi pajak sebenarnya dari aktivitas ekonomi tersebut.

Para pengusaha pun akhirnya memilih menempatkan hasil culasnya tersebut di luar negeri.

Para pengusaha akan berpikir berkali-kali lipat menempatkan hasil bisnisnya di dalam negeri.

Sebab petugas pajak pasti akan mempertanyakan asal dana tersebut.

Faktor kedua, kata Enny, migrasinya dana orang Indonesia disebabkan perbedaan kebijakan pajak antar-negara.

Sejumlah negara tidak sungkan memberikan tarif pajak korporasi, PPh, hingga PPn jauh rendah dibandingkan di Indonesia, bahkan ada yang nol persen.

Meski imbal hasil deposito perbankannya kecil, sejumlah negara menawarkan pajak yang sangat rendah sehingga dana dari luar negeri berbondong-bondong masuk.

Indef sendiri, kata Enny, belum memiliki data mengenai kapan migrasi besar-besaran dana orang Indonesia ke luar negeri terjadi.

Meski begitu, ia menilai, pemerintah harus mengambil langkah perbaikan. Hal yang paling mendasar adalah menciptakan iklim investasi atau bisnis yang sehat.

"Perbaiki investasi dan pemberian perizinan dunia usaha harus lebih mudah dan transparan sehingga tidak ada lagi underground economy," kata Enny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com