Pentingnya kebijakan fiskal belakangan kerap menjadi berita utama, khususnya dengan adanya upaya pemerintah Indonesia dalam menerapkan tax amnesty dan meningkatkan efektivitas anggaran, terutama pada pengembangan sektor infrastruktur publik.
Di saat yang sama, artikel ini berusaha mengingatkan kita akan pentingnya kebijakan moneter.
Lebih dari dua dekade yang lalu, krisis moneter membuat Indonesia bertekuk lutut. Dengan Krisis Keuangan Asia tahun1998 tersebut, kita menjadi sadar untuk memiliki kebijakan moneter yang lebih kokoh.
Perkembangan sejak krisis global 2008 juga menyoroti pentingnya kebijakan moneter.
Mungkin terdapat beragam argumen akan efektivitas stimulus moneter yang dilakukan berbagai negara dalam delapan tahun terakhir ini. Namun kita hanya dapat menerka-nerka kondisi ekonomi dunia seandainya negara-negara tersebut tidak menerapkan stimulus moneter.
Bukan tidak mungkin bahwa saat ini kita dihadapkan dengan kondisi ekonomi dunia yang lebih buruk seandainya bank sentral negara-negara tersebut tidak menerapkan stimulus moneter.
Satu hal yang pasti, dalam delapan tahun terakhir, pentingnya kebijakan moneter dalam ekonomi global sangatlah jelas.
Bahkan sebegitu pentingnya hingga setiap peserta pasar keuangan menganalisa setiap huruf dan kata yang dituturkan oleh Janet Yellen dari Fed Amerika Serikat (AS), Mario Draghi dari ECB (Eropa), Haruhiko Kuroda dari BOJ) ( Jepang), dan gubernur bank sentral lainnya.
Artinya, sekali lagi saya tandaskan, meskipun Indonesia saat ini berpijak pada fondasi moneter yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan sebelum Krisis Keuangan Asia tahun 1998, kebijakan moneter masih sangatlah penting.
Hal kedua yang kami sampaikan, kami tidak pernah setuju terhadap rasio utang yang terlalu tinggi (over leverage).
Namun, rasio utang Indonesia itu rendah, bahkan merupakan salah satu paling rendah di dunia.
Menurut kami, rendahnya rasio utang Indonesia ini, mungkin menjadi salah satu penyebab dibalik ketidakmampuan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Mengapa rasio utang Indonesia rendah? Padahal banyak komentator mengkritik peningkatan utang Indonesia dalam besaran nominal?
Harus diingat bahwa PDB Indonesia telah berkembang secara nominal, sehingga rasio utang kita terbilang terendah di kawasan ini. Rasio hutang tersebut diperoleh dengan membandingkan besaran nominal hutang dengan PDB.
Fakta lain, rasio utang Indonesia hanya sepertiga dari Singapura.