Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Niki Luhur

Ketua Umum Asosiasi FinTech Indonesia

Fintech dan Keberadaannya, Mengusik atau Kolaboratif?

Kompas.com - 22/11/2016, 13:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Indonesia semakin memperkuat reputasinya sebagai salah satu pusat kekuatan ekonomi dunia. Data World Bank (2015) memprediksi hingga 2020 PDB Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan sebesar dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, dengan populasi yang mencapai lebih dari 250 juta orang dan ditambah bonus demografi yang relatif besar, Indonesia memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian global.

Sayangnya potensi besar ini belum didukung oleh inklusi keuangan yang cukup baik. Hasil survei Bank Dunia (2014) menunjukkan bahwa dari sekitar 250 juta populasi di Indonesia, baru sekitar 36 persen penduduk dewasa Indonesia yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal.

Selain itu, data Global Findex database (2014) yang dikutip oleh McKinsey and Company menunjukkan baru sekitar 50 persen melakukan pengiriman uang melalui bank, 27 persen menyimpan uang di bank, 7 persen menggunakan rekening untuk menerima gaji sepanjang tahun lalu, 44 persen meminjam uang dari keluarga, teman ataupun peminjam tidak resmi lainnya dan hanya 9 persen menggunakan kartu debit untuk melakukan pembayaran.

Di sisi lain, UKM yang disebutkan pemerintah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia ternyata juga masih banyak yang belum tersentuh layanan keuangan atau belum bankable – angkanya bahkan diprediksi mencapai 49 juta.

Padahal dengan mempekerjakan lebih dari 107,6 juta penduduk Indonesia dan berkontribusi sedikitnya 60,6 persen terhadap PDB Indonesia, UKM memiliki potensi yang luar biasa besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkeadilan, dimana lebih banyak orang bisa berpartisipasi dalam kegiatan perekonomian.

Ada banyak alasan mengapa puluhan juta masyarakat Indonesia belum dapat mengakses layanan keuangan. Mulai dari faktor penyebaran jaringan lembaga jasa keuangan formal yang tidak merata, struktur geografis, populasi yang tersebar, hingga literasi keuangan yang masih rendah.

Berdasarkan data literasi keuangan masyarakat, Indonesia masih berada pada kisaran 21,8 persen. Padahal persentase literasi keuangan masyarakat di Singapura sudah mencapai 96 persen, Malaysia 81 persen dan Thailand 78 persen.

Transformasi Digital Sektor Keuangan

Terlepas dari kesenjangan literasi dan akses terhadap layana keuangan, Indonesia menempati peringkat pertama pertumbuhan tercepat koneksi di dunia.

Dari 250 juta penduduk, Social Baker (2016) melaporkan ada sekitar 88 juta adalah pengguna aktif internet dan 74 juta merupakan pengguna sosial media aktif. Selain itu terdapat sekitar 325 juta mobile connection dan 64 juta pengguna aktif telepon genggam.

Pertumbuhan teknologi dan perkembangan digital yang pesat terlihat juga dari menjamurnya perusahaan start-up di Indonesia dalam bidang teknologi.

Hasil riset Asosiasi FinTech Indonesia memetakan sedikitnya ada 120 perusahaan yang saat ini bergerak di sektor financial technology (fintech). Layanan dan usaha fintech merujuk pada pelaku industri jasa keuangan berbasis teknologi informasi.

Peningkatan jumlah start-up fintech sejalan dengan jumlah pemilik telepon genggam yang jauh lebih banyak dari jumlah pemilik rekening bank. Hal ini semakin meyakinkan bahwa masa depan inklusi keuangan di Indonesia ada pada transaksi keuangan digital yang menggunakan perangkat mobile.

Di tengah upaya lembaga keuangan tradisional mempercepat penetrasi mereka ke pasar yang belum tersentuh layanan keuangan, fintech hadir memberikan layanan baru dengan nilai tambah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com