Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jazak Yus Afriansyah
Trainer

Author, Coach, Trainer.
Master of Technology Management.

F7 untuk "Meledakkan" Omzet Penjualan

Kompas.com - 22/02/2017, 06:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Apapun jenis usaha sebuah korporasi, penjualan adalah "nutrisi" yang sangat berarti. Melalui penjualan, korporasi bisa menghasilkan revenue yang kemudian diolah menjadi profit atau keuntungan.

Dengan demikian baik secara langsung maupun tidak langsung, penjualan berdampak kepada profitabilitas serta kelanggengan bisnis sebuah korporasi, dalam beberapa kasus penjualan juga berdampak kepada pertumbuhan bisnis secara signifikan.

Oleh sebab itu tanpa bermaksud menafikkan aspek-aspek lain dari sebuah proses bisnis, maka penjualan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dan prioritas, sehingga perlu ada upaya keras bagaimana menjaga dan meningkatkan volume penjualan secara drastis dan berkelanjutan.

Ada banyak cara untuk meraih dan meningkatkan omzet penjualan, dan semua cara atau teknik tersebut tentu memiliki berbagai macam keunggulan dan ciri khas.

Lantas apa yang dimaksud dengan F7?

F7 adalah sebuah teknik yang secara empiris terbukti mampu meningkatkan kemungkinan bagi sebuah korporasi untuk meledakkan omzet penjualannya, dan F7 berisi 7 racikan atau 7 formula yang bisa dilakukan dengan mudah dan segera.

Langsung saja kita bahas F7 ini!

Formula pertama dari F7 adalah Call Your Customer atau mengunjungi pelanggan Anda.

Pertanyaannya mengapa harus mengunjungi pelanggan?

Sudah sangat jelas jawabannya siapakah yang berperan penting menghasilkan penjualan? Ya merekalah para pelanggan, terutama pelanggan prioritas atau pelanggan yang sangat potensial.

Oleh sebab itu, jika kita ingin mendapatkan penjualan, kunjungilah mereka, datangilah mereka, ajak mereka berbicara dan bangunlah hubungan baik serta hubungan bisnis yang mantap.

Formula pertama ini sepintas terkesan biasa saja, klise dan sangat normatif, betul memang ini sangat normatif, namun dalam kenyataannya berdasarkan pengamatan praktis kami, justru yang normatif dan yang mendasar ini sudah mulai ditinggalkan.

Kebanyakan tenaga penjual atau sales team saat ini hanya mengandalkan teknologi komunikasi dan gadget untuk menyapa pelanggannya, misalnya dengan menggunakan aplikasi WA, Line, BBM, Skype dan sejenisnya.

Apakah tindakan ini salah? Tentu tidak! Tapi jelas tindakan tersebut tidak memperlakukan pelanggan secara lebih manusiawi, karena bagaimanapun kualitas dan kesan dari komunikasi yang dilakukan secara tatap muka langsung tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi.

Sehingga bagaimana kita bisa mendapatkan penjualan jika pelanggan hanya diperlakukan seperti teman biasa? Bukankah customer is king? Jika mereka adalah raja maka sewajarnya mereka disapa dan diperlakukan selayaknya seorang raja.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com