Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Karantina Gagalkan Pengiriman Biawak Hijau ke Perancis

Kompas.com - 13/07/2017, 16:40 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas karantina Kementerian Pertanian (Kementan) Kantor Pos Bogor Paledang, Bogor Tengah, Jawa Barat, berhasil mengagalkan rencana pengiriman dua ekor biawak hijau yang akan dikirim ke Perancis.

Hewan dengan nama latin Varanus prasius atau dikenal dengan green tree monitor tersebut masuk dalam kategori hewan yang dilindungi.

"Kata pemiliknya, isi paketnya adalah teh dalam kemasan, tapi kami curiga karena pemilik menghalangi agen pos untuk membuka paket," ujar Galih Dokter Hewan Karantina melalui keterangan resmi, Kamis (13/7/2017).

Menurutnya, gerak-gerik pemilik paket tersebut sangat terburu-buru, dan langsung meninggalkan barangnya setelah selesai membayar dan melarang agen pos untuk memeriksa lebih lajut.

"Setelah dilakukan pemeriksaan bersama antara petugas pos dan karantina, ditemukan dua kemasan karung kain warna hitam dan putih diantara tumpukan teh, yang ternyata berisi hewan hidup," tambahnya.

Karena tidak dilengkapi dokumen apapun, petugas langsung mengamankan barang bukti.

"Biawak hijau ini sudah dewasa, kondisinya sehat dan aktif, kita rawat sambil nunggu proses" jelasnya.

Berdasarkan hasil penerlusuran rata-rata harga jual hewan tersebut di pasar gelap mencapai 700 dollar AS per ekor anakan.

Saat ini kasus tersebut tengah dalam pendalaman oleh Bidang Pengawasan dan Penindakan Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok karena wilayah Bogor masih termasuk dalam wilayah kerja Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok.

"Kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)," kata Nur Hartanto, Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok.

Ia berharap keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia tidak dimanfaatkan sepihak demi keuntungan tanpa mempertimbangkan ekosistem alam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com