Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Diskotek Diamankan Kemenhub, Ini Fasilitas yang Disediakan

Kompas.com - 21/07/2017, 21:14 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengandangkan bus dengan interior diskotek milik Perusahaan Otobus (PO) Royale VIP Bus.

Bus tersebut diketahui setelah Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Darat) melihat iklan bus tersebut di media televisi.

(Baca: Tidak Penuhi Izin, Kemenhub Kandangkan Bus Pesta)

Kemudian, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Pudji Hartanto menugaskan para pegawainya untuk berpura-pura menjadi pelanggan dengan memesan bus tersebut.

Dalam pemesanan tersebut, pegawai yang ditugaskan meminta pihak manajemen untuk mengantarkan bus pesta ke alamat Kementerian Perhubungan. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh manajemen PO? Royale VIP Bus.

"Setelah itu dia menyatakan tidak bisa kalau didatangkan. Kita pancing ada DP dulu dan dijemput di mana, ada. Akan tetap dia (manajemen PO Royale VIP Bus) enggak mau, baru kita tunjukkan bahwa kita dari Kemenhub ingin memeriksa," ujar Pudji saat ditemui di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (21/7/2017). 

Akhirnya, Kemenhub bisa mejemput bus pesta tersebut di tempat perawatan PO bus tersebut di daerah Pondok Kacang, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Selanjutnya, dikandangkan di halaman Kementerian Perhubungan.

Dari pengamatan Kompas.com, kalau lihat dari luar nampak seperti bus biasanya. Akan tetap interior bus berbeda dari bus biasanya. Bangku bus diubah memanjang horizontal yang terdapat samping kiri dan kanan.

Kemudian, dihiasi lampu berwarna-warni . Selanjutnya ditambahkan dua tiang yang berada di tengah-tengah kursi. Dua buah televisi dan tempat bartender juga melengkapi bus tersebut. Serta beberapa speaker suara dipasangkan di dalam bus tersebut.

Tidak lupa terdapat sebuah toilet yang berada di sebelah tangga keluar. Ruangan antara sopir dengan penumpang disekat dengan papan.

"Mereka (antara penumpang dan sopir) berkomunikasi melalui telepon," jelas dia.

Selain itu, warna kaca bus berwarna gelap dan tidak tembus pandang jika diihat dari luar, serta dilengkapi tirai untuk menutup kaca bus.

Untuk menyewa bus tersebut, terang Pudji, diberikan tarif perorangan Rp 1 juta per jam yang beroperasi di jalan raya Jabodetabek. "Akan tetapi, miminal harus pesan selama tiga jam," kata mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri ini. 

Dari sisi kreatifitas, Pudji mendukung modifikasi yang dilakukan oleh PO Bus. Akan tetapi, PO bus harus memenuhi izin yang telah ditetapkan. 

"Saya dukung apabila ada kreatifitas baru. Akan tetapi, safety kenyamanan  harus oke dan untuk peruntukan apa nanti, penumpang atau tranportasi. Kalau ada hal lain, kita dalami dulu dalam study, setelah oke kita lakukan pelaksanaan," pungkas dia.

Sementara itu, pihak manajemen PO Royale masih belum berhasil dihubungi untuk dikonfirmasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com